Pages

Senin, 31 Desember 2012

Jelang Tahun Baru di Warung Kopi Ruang Pikiran

Menjelang malam tahun baru ini saya berdoa,
“Ya Allah, kami percaya hujan itu rahmat bagi kami. Maka turunkanlah malam ini dengan lebat, demi kebaikan kami semua.”

Tiba-tiba di ruang pikiran saya seorang bapak separuh baya menyela,
“Kamu gak adil! Apa yang kamu doakan itu belum tentu baik untuk semua orang. Bagi saya yang penjual terompet yang mengais rezeki dari malam ini, hujan lebat bukanlah sesuatu yang baik. Bagaimana saya bisa dapat duit? Buat makan saya dan anak istri saya, juga biaya sekolah anak saya? Hah?”

“Sabar Pak. Saya mengerti perasaan bapak. Memang hidup kita zaman sekarang susah. Tapi bapak muslim kan? Bagi kita orang beriman, kita percaya bahwa rezeki mutlak di tangan Allah.. eh biar enak ngobrolnya gimana ya...”

Saya clingak-clinguk sebentar, di ruang pikiran saya di sebelah sana terdapat warung kopi. Saya lalu berujar,

“Pak, mari kita ke warung sebelah sana dulu. Saya bayarin kok.”
Bapak itu mengangguk saja meski ekspresinya masih terlihat kurang berkenan. Di warung lalu saya memesan 2 cangkir kopi hangat, dan mempersilakan bapak tadi mengambil penganan yang ada di warung tersebut jika mau. Kopi sudah datang. Saya mulai menyeruputnya duluan,

Ngelantur

Sungai-sungai berganti perumahan. Kuda besi elegan berhamburan. Sebuah tangan terjulur, bukan untuk melambai menyapa. Namun melempar sesuatu yang tak lagi dibutuhkannya. Bukan pada tempatnya. Apa yang kita pikirkan?

Partikel-partikel air berkompetisi menghujam bumi. Membasahi kita di sini, entah telah berapa puluh kali. Hampir tiap kalender berganti, jalan-jalan ditinggilebarkan. Aspal dituang. Semen dikeraskan. Namun tetap saja genangan rutin di kala penghujan. Sebab kini pijakan tak lagi mampu meresapi. Apa yang kita pikirkan?

Mereka yang hijau dibacoki. Mereka yang rindang dibunuhi. Entah yang sudah ke berapa ribu kali tumbang. Ini semua untuk produksi. Demi kemajuan. Canggihnya peradaban. Kapital mensyaratkan gunung menjadi tumbal. Bongkah demi bongkah, bukit perlahan menghilang. Apa yang kita pikirkan?

Debu berterbangan menghiasi antrian minyak bumi. Lampu merah membisu menyaksikan. Bunyi memekakkan sahut menyahut. Pagi siang dan sore hari. Memakan waktu meski hanya bergerak beberapa jengkal ke depan. Apa yang kita pikirkan?

-ngelantur-

Minggu, 30 Desember 2012

Kesuksesan


Apa sukses itu? Seperti apa ukurannya? Bukankah kita semua yang hidup pasti menginginkannya? Bagaimana meraihnya?

Saat ini ketika mendengar kata sukses, mungkin bayangan di benak adalah harta yang cukup. Yak, cukup buat beli mobil, rumah megah, bahkan helikopter pribadi beserta helipadnya sekalian, hehehe. Seperti itukah sukses menurut bayangan kita? Atau, sukses ketika kita berada di puncak karir. Menjadi seorang bos, bergelar professor di bidangnya, menduduki tampuk kekuasaan dan yang sejenisnya. Itukah?

Belum tentu semua orang memiliki standar sukses yang sama. Kita bicara sukses, yang berarti sebuah pencapaian. Setiap orang memiliki target yang berbeda-beda yang ingin dicapai dalam hidupnya. Ada yang mencukupkan diri pada target seadanya dengan orientasi yang penting berbahagia. Ada yang memancangkan citanya setinggi-tingginya. Ada yang mencukupkan diri dengan harta. Ada yang menginginkan penghargaan, hingga kekuasaan. Ada yang menginginkan sebagian atau lebih dari yang disebutkan tadi, ditambah dengan niat membagikannya agar bernilai guna bagi insan yang lain.

Saat ini terdapat buku-buku psikologi populer yang membantu untuk sukses jika kriterianya seperti di atas. How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie mengajarkan kita menghargai orang lain, sehingga dengan begitu orang lain akan balik menghargai kita bahkan menempatkan diri kita sebagai titik pusat yang diakui kepemimpinannya. Robert T Kiyosaki dalam Rich Dad Poor Dad memberitahukan cara mendisiplinkan diri dan menyikapi uang demi masa depan yang cerah. Kita diperkenalkan semboyan, “Janganlah kau bekerja untuk uang, Jadilah uang bekerja untukmu.”

Sabtu, 22 Desember 2012

Karya I

Hai! Tahukah kamu gambar apakah ini? Yap, gambar ini, sesuai judulnya yang sama dengan judul Karya Tulis Ilmiah (KTI) ku, rencananya akan dijadikan sebagai cover KTI-ku nanti. Setelah selesai sidang tentunya. Karena aku malas memberi alasan kepada penguji untuk membantai lebih jauh saat sidang.

Kawan, mungkin ada yang bertanya, bukankah kalau covernya seperti ini akan bertentangan dengan aturan standar yang sudah ditetapkan? Aku jawab, kenapa kita harus terikat dengan aturan yang seperti itu? Ayolah, akan sungguh kurang menarik jika karya yang sudah kita telurkan secara susah payah ini hanya bercover yang ragam warnanya minimal serta font-nya yang itu-itu saja.
Bukankah Allah menciptakan dunia ini indah, tidak hanya dengan warna hitam dan putih?

Lagi pula, sesuai namanya ini adalah sebuah karya. Karya itu mesti suatu hal yang mengesankan, indah, meriah, elegan, cihuy, asoy, menurut definisiku yang seenaknya. Coba lihatlah deretan KTI-KTI yang terbaring rapi di rak perpustakaan kita, peninggalan senior-senior hebat kita. Warnanya seragam! Maaf, tapi bukankah itu membosankan?

Ayo untuk ini kita menjadi beragam. Bukankah sepertinya hal yang hebat, jika cover KTI yang kita wariskan kepada para junior berwarna-warni terpajang di perpustakaan, menambah semarak mengurangi suram? Yah setidaknya covernya menutupi kekurangan isi KTI saya yang banyak, hahaha. Bagaimana, apakah kamu berminat juga? Saya siap mendesainkannya. Tentu saja masalah harga kita bicarakan belakangan (bilang aja ini nyari kesempatan dalam kesempitan haha).

Tiba-tiba ada yang bertanya lagi, “Hei, tetap saja kita harus mengikuti standar yang sudah ditetapkan itu. Bila tidak mau bagaimana kalau diancam tidak boleh lulus?” Hehe, masa kau takut dengan ancaman seperti itu kawan? Ketakutan kita itu hanya akan mengekang kebebasan kita ini! Merdekalah! Apakah ini berdosa? Memangnya siapa yang menetapkan ini harus begitu? Aku jika diancam begitu, pasti akan tidak jadi melakukan hal tadi.

Yah, sudahlah. Tahukah kawan aku sedang menantikan sidang presentasi karyaku ini dengan perasaan cukup was-was juga. Menyebabkan aku meminta doa kepada kalian, supaya nanti dimudahkan. Tapi hei, sepertinya tidak cukup berdoa untuk diri sendiri saja. Di sana, belahan bumi lain ada yang tidak bergelut dengan bayang-bayang skripsi, namun harus bergulat dengan peluru dan hujan rudal. Di Syam, Suriah dan Palestin, juga tempat-tempat lainnya. Harus ada mereka juga yang hadir dalam ruang doa kita.

Sepertinya kita juga mesti memikirkan sidang yang lain pula. Jika untuk sidang KTI/skripsi kita rela mencurahkan banyak doa, waktu, tenaga, pikiran bahkan uang, bagaimana dengan persidangan yang jauh lebih serius, lebih mencemaskan dan menakutkan dari itu? Ya, persidangan kelak yang akan menentukan nasib kita. Yang pengujinya adalah Allah Yang Maha Adil dalam memberi ganjaran.

Bagi siapa saja yang membaca, saya juga mohon doa. Agar mereka yang menjadi subjek penelitian ini disembuhkan oleh Allah dari penyakitnya. Diberikan kehebatan untuk terus bersabar dan bersyukur, serta ditingkatkan kualitas hidupnya untuk beramal shalih lebih jauh. Aamiin.

Cara Mati

"Akhirnya aku memahami kebebasan memilih bagaimana cara mati" (Neji Hyuga)

Kematian adalah satu kepastian. Kita takkan bisa memilih kapan dan di mana kita akan mati, itu kepastian. Sebab kematian adalah takdir Allah yang tidak kita ketahui jadwal datangnya. Lantas, apa maksudnya kita bisa bebas memilih cara kita mati? Apakah memang bisa seperti itu?

Kalau di dunia imajinasi, khayalan Masashi Kishimoto, ada beberapa cara kematian tokohnya yang bisa digarisbawahi. Jiraiya si sannin mesum, memilih mati saat melawan Pain demi mendapatkan informasi berharga yang akan disampaikan ke shinobi konoha lainnya. Ia yang sudah terluka lebih memilih berhadapan dengan bahaya meski harus menghantarkan nyawa. Padahal saat itu ia bisa saja kabur dari arena tempur.

Minato si hokage keempat, bapaknya Naruto memilih mati demi menyegel kekuatan kyuubi ke dalam tubuh anaknya. Di kemudian hari kita akan mengetahui, pilihannya itu akan menyelamatkan dunia shinobi dari pemusnahan massal. Setelah berhasil menguasai kekuatan Kyuubi, Naruto berdiri tegak menantang Obito dan Madara Uchiha yang berniat menguasai dunia.

Itachi Uchiha, kisah hidup sampai saat terakhirnya membuat ia menjadi tokoh favorit saya! Shinobi jenius ini pernah dihadapkan dua opsi super berat, memihak klannya yang berniat melakukan kudeta di konoha, atau menyelamatkan desa dari pertumpahan darah yang lebih besar dengan menghabisi klannya dengan tangannya sendiri! Ia pun memilih misi rahasia yang sangat memilukan, yaitu membunuh semua anggota klannya termasuk ayah ibu kecuali sang adik Sasuke.

Itachi lalu kabur dari desa dengan status buronan kelas kakap. Sebelumnya ia mencamkan pada adiknya untuk terus mendendam pada dirinya. Agar satu saat nanti mampu menjadi lebih kuat untuk mampu menghabisi Itachi. Dan itulah yang Itachi pilih, ia rela mati di tangan adiknya sendiri tanpa memberi tahu kenyataan sebenarnya pada adk yang sangat dicintainya itu. Agar adiknya tidak marah kepada desa yang Itachi cintai tapi mendesaknya pada pilihan gila.

Prinsip Itachi, adalah sama dengan sahabatnya, Shisui Uchiha yang juga memilih mati untuk melindungi desa, “Mengorbankan diri sendiri.. Shinobi tanpa nama yang melindungi kedamaian dari balik layar. Itulah shinobi sejati.” O Itachi asli kamu keren sekali! O Itachi pribadimu menarik hati! O Itachi jangan tinggalkan kami! Muaaach, muuaaach!

Senin, 03 Desember 2012

Praise


Seorang bapak baru datang, duduk disampingku tatkala matahari tengah tinggi dan aku menunggu seorang teman untuk kepentingan penelitian KTI. Aku bernaung di pelatar rumah sakit terbesar di Kalimantan Selatan sembari sesekali melirik waktu yang terus berjalan di layar handphone. Menunggu dan diam memang membosankan, mungkin itulah kenapa waktu tak pernah berkompromi menunggu kita untuk berhenti. Ia terus bergerak dan berjalan, bertambah besarannya yang bagi kita sebenarnya adalah berkurang.

Mencoba menikam sepi, aku coba menyapa bapak yang tadi meski pada dasarnya aku kurang pandai berbasa-basi.

"Sedang menunggu siapa Pak?"

Dari taksiran seadanya sepertinya usia beliau berkisar 40-50an. Dan beliau menjawab

"Aku mau cuci darah ini. Tapi masih menunggu anakku."

Sempat tertegun sebentar, aku melanjutkan percakapan,
 "Oh.. Sudah berapa lama pian cuci darahnya?"

Aku tak menyangka, beliau yang kelihatannya masih sehat ini ternyata mengalami kerusakan ginjal yang mengharuskan darahnya dicuci. Tentu bukan dengan disikat atau dilumuri sabun mandi. Tapi melalui proses hemodialisis, mengalirkan darah ke suatu alat untuk membuang zat-zat racun yang beredar dalam darah. Proses ini menggantikan fungsi ginjal sesungguhnya, yang memfiltrasi berliter-liter darah kita setiap waktu.

"Sudah satu bulan ini. -Menghela nafas- Malam tadi aku sudah hampir mati dek."
 Kamu tahu aku harus apa kan waktu mendengar ini? Iya, kaget.

"Kenapa pak?"
"Iya, hampir mati. Keluargaku sudah pada menangis. Aku gak bisa tidur, gak bisa nafas. Akhirnya saudaraku manggil perawat. Dikasih masker buat nafas."

"Ooohh..."

"Sebenarnya aku ini sudah siap aja kalau mati.."

Bapak itu diam. aku juga. Cukup lama hening sampai kemudian dilanjut oleh sang bapak.

"Pokoknya kamu, jangan sampai lah sakitnya kena ginjal. Jangan sampai, jangan sampai.."

"Iya Pak. Tapi sebentar lagi Ramadhan Pak. Insya Allah masih bisa bapak manfaatkan sebaik-baiknya."
Cuma itu yang bisa kukatakan. Dan bapak itu mengangguk, sebelum kemudian anaknya datang. Lalu mereka pergi, meninggalkan aku yang tertegun lagi.

Terima kasih bapak, karena telah mengajariku tentang keharusan kita untuk bersyukur. Iya, bersyukur bukan hanya ketika kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Namun harus selalu, setiap mengingat apa yang kamu butuhkan ternyata telah disediakan oleh-Nya secara gratis. Telah Allah SWT pinjamkan, untuk kemudian sewaktu-waktu Dia ambil.

Bersyukur itu bukan hanya seperti kata orang, mengeluh hanya punya sepatu yang usang, namun seketika jadi bersyukur saat melihat orang cacat tanpa kaki yang melintas di hadapan." Dalam keadaan yang sulit pun, masih banyak hal yang bisa kita syukuri. Termasuk, kita bersyukur karena kita masih bisa bersyukur. Sampaikan ini pada Pidi Baiq, dia akan tersenyum.

Dibalik syukur itu pula sebenarnya terdapat kebahagiaan. Iya, kita bersyukur bukan hanya karena kita bahagia, tapi kita bersyukur agar menjadi bahagia. Maafkan aku Bapak, karena ketidakpandaianku dalam berbasa-basi membuatku lupa menyampaikan ini,

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, ia bersabar dan itu merupakan kebaikan pula baginya." (HR. Muslim)an kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Rabu, 28 November 2012

Entahlah

Aku siang itu adalah orang yg sedang bengong berkedok kontemplasi, atau sekedar membaca bahan ujian. Hingga tiba suatu pesan pendek dari seseorang yg demi privasinya tak usah kusebut di sini bahwa namanya adalah Abrari. Inilah percakapan singkat kami yang terpisah oleh tiket yg klo tdk salah seharga 500ribuan, beberapa bukit dan sebuah becek besar yang bernama laut Jawa. Percakapan ini tidak penti...
ng jadi tidak perlu disimak.

Ab: Aslm, ada rencana meelangi aku lah?
Sy: Wslm. Sbjurx hndk umpat simposium brar tp tgl 7 jdwl maju sidang KTI, kyx batal
Ab: Wah hndk lulus sudah nah.. Oke2 siapa yg umpat? aku handak minta d bawakan makanan dr bnjr
Sy: Junaidi Jendral B*LDK n sidik jendral G*ma kyx brar. Doakan lah, ni msh sntai, msh 2 bab lg blm dkrjakan, msh brharap smg cepat kelar
Ab: Pasti selesai dit, pakai the power of kepepet...hehe.. Lwn siapa ku bisa betitip lah?
Sy: Nah, cba sidik gen. Tp inya lws mngembara dlu di jawa sjak awal bln, kcuali km mau soto bnjar spesial yg dmasak sminggu lalu. Atau wadai yg tahan lama?
Ab: Wadai yg tahan lama aja... Mengembara k mana aja gerang?
Sy: Klo kd slh lwt surabaya dlu, buhannya bkapal. Mklum saudagar euy. Aku blm pasti ktemu sidik tuk sampaikan slm syng dikau brar. Jd cb hbungi bliau 0878*sebagian teks hilang*
Ab: Haratnya pang bekapal.. maksudnya jadi saudagar tuh, bagiannya bejualan kah sepanjang perjalanan?
Sy: Kmngkinan bsar ad misi sprti itu brar

Untuk menjaga kerahasiaan nama yg dicantumkan di atas adalah nama mereka yg sebenarnya. Ini ditulis utk mengakui kekalahanku atas garangnya tuntutan perkuliahan dlm menjinakkan mahasiswa, meski aku masih mau liar. Juga mungkin sejenis salam perpisahan awal terhadap status mahasiswa yg tentu tidak Maha Benar. Mungkin pula sejenis ekspresi kebingungan antara mau sedih atau tidak, sebagaimana kau mau bersin namun ternyata batal. Dan tentu permohonan bantuan doa kepada kengkawan, semoga yg mendoakan saya sukses mendapatkan bagiannya tersendiri dari Allah SWT. Mari tetap bersyukur, bersabar dan introspeksi, wahai diri.

Senin, 20 Agustus 2012

Senyuman

Siang itu, selepas kuliah, entah apa yang sedang Bejo pikirkan dan rasakan, ia sudah lupa persis. Yang jelas seperti rutinitas sebelumnya ia memacu motor bebeknya yang canggih itu, melewati jalan Unlam memintas pulang menuju kontrakan.

Di tengah jalan, Bejo berpapasan dengan seorang senior di organisasi pergerakan kampus. Sebenarnya Bejo hampir tidak sempat mengenalinya, tapi sepintas Bejo melihatnya dan berupaya menyapanya. Dan dalam momen yang hanya beberapa detik itu, ketika mereka saling bertatapan, dengan reflex seperti halnya Iker Casillas memblok pinalti Sugeng Wahyudi (pemain Barito Putera-red), sodara Bejo tersebut mengembangkan sebuah senyuman.

Efek senyuman yang ikhlas mungkin seperti efek umpan balik positif sistem endokrin. Ketika Anda dengan ikhlas menyunggingkan senyuman kepada saudara anda, maka saudara anda akan tersugesti untuk harus membalasnya dengan tulus pula. Lalu kau yang melihat balasan yang indah dari saudaramu tersebut akan merasa semakin bahagia dan bermultiplikasilah semangat untuk menjalani hari itu.

Dan benarlah, sabda seseorang yang kita cintai lebih dari diri kita sendiri, bahwasanya jangan meremehkan sedikitpun tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria, atau tersenyum. Hadits riwayat Muslim.

Maaf, Sorry, Afwan

Kita tentu tahu Bilal bin Rabbah ra. Salah satu tokoh dalam sejarah Islam yang mengukirkan namanya dengan tinta emas, meski awal sejarah hidupnya adalah orang yang papah, tak dihargai, budak yang diperjualbeli dan mungkin tak dipandang sebelah mata. Lalu dengan Islam, nama Bilal bin Rabbah ra menjadi mulia, bahkan menjadi rujukan amal-amal shalih yang kita lakukan saat ini.

Kita juga ingat sosok Abu Dzar al Ghiffary ra, seorang manusia yang mencari kebenaran dengan seluruh hidupnya. Menebus kebenaran dengan nyawa. Membela kebenaran dengan seluruh keberanian jiwanya. Dua manusia mulia yang pernah dilahirkan oleh sejarah Islam, hasil dari tarbiyah Rasulullah saw.

Suatu ketika, keduanya pernah berselisih pendapat. Entah karena didorong rasa apa, Abu Dzar ra sampai mengucapkan kata-kata yang sangat menyinggung Bilal bin Rabbah ra. “Hai, anak orang hitam!” kata Abu Dzar ra pada Bilal bin Rabbah ra.

Sahabat Bilal sangat sedih, dan mengadukan hal ini pada Rasulullah saw, sang pemimpin yang adil dan penuh kasih sayang. Setelah mendengar pengaduan sahabatnya Bilal, Rasulullah memanggil dan mengajak Abu Dzar berbicara.

Singkat cerita, setelah obrolan bersama Rasulullah tersebut, Abu Dzar menyadari betul ada sifat dan perilaku jahiliyah yang masih tertinggal dan dilakukannya. Abu Dzar merasa, seharusnya tak terjadi hal yang demikian, apalagi pada sahabat sendiri yang telah dimuliakan oleh Islam dan memuliakan Islam.

Minggu, 22 Juli 2012

Joker yang Lahir dari Rahim Demokrasi

Dunia beberapa hari ini dikejutkan seseorang yang dianggap memparodikan tokoh antagonis dalam cerita fiksi kepahlawanan. Ia tampil atraktif di atas panggung kriminalitas mengerikan alam nyata. Siapa yang tak tahu dengan Joker? Salah satu musuh utama pahlawan Gotham, Batman itu kali ini tak hanya beraksi dalam komik ataupun layar lebar. James Eagan Holmes, 24 tahun, menciptakan kecekaman luar biasa ketika melakukan pembantaian sadis di tengah pemutaran perdana film terbaru sang manusia kelelawar, di Kota Aurora, Colorado, Amerika Serikat.

Entah demi mencari sensasi atau apa, Holmes mengecat merah rambutnya ketika melakukan aksi penembakan sadis itu. Para penonton di bioskop yang sedang larut dalam pemutaran film berjudul Batman, The Dark Knight Rises, tak akan pernah menyangka hal ini. Holmes yang mengenakan topeng gas air mata, helm dan jaket hitam anti peluru melemparkan dua kaleng gas ke arah kursi penonton lantas membabibuta secara acak merentetkan tembakan ke arah penonton. 12 orang tewas dan 58 lainnya terluka, termasuk yang terluka adalah 3 orang warga negara Indonesia.

Di Amerika kegilaan semacam ini bukan yang terjadi kali pertama. Sebelumnya di 2007 seorang mahasiswa kesetanan mengeksekusi mati 32 nyawa juga dengan senjata api. Maka kita berpikir, tekanan macam apa yang membuat orang sedemikian gila hingga semudah itu manusia menghabisi nyawa orang lain? Dan dimana mereka mendapatkan sarana semacam senapan serbu AR-15, Remington atau pistol Glock kaliber 40?

Jumat, 20 Juli 2012

Ajang Latihan

AlhamduliLlah, kita kembali memasuki bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan ini. Mungkin sudah berkali-kali kita melewati ramadhan atau bahkan mungkin sudah sekian puluh kali. Dan kita menyikapinya berbeda-beda. Ada yang senang, namun ada juga yang merasa makin susah, sebab himpitan hidup yang makin sempit. Tapi itu semua tergantung keimanan kita kepada Allah.

Di dalam al-Qur’an Allah sudah menyebutkan bahwa tujuan kita berpuasa adalah agar kita menjadi bertaqwa. Supaya kita bahagia di dunia dan akhirat. Puasa itu diwajibkan tidak hanya untuk kita, tapi juga kaum sebelum kita dengan syari’at berbeda. Ada yang bilang, bulan Ramadhan ini adalah ajang untuk latihan. Seandainya kita lulus dari latihan ini, harusnya kita menjadi bertaqwa. Dan tidak ada lagi perilaku tercela seperti korupsi yang banyak terjadi di negeri ini. Mengapa? Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman, sesungguhnya semua ibadah itu untuk hamba-Ku. Kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku. Maksudnya apa, kalau kita beribadah seperti shalat dan zakat itu masih bisa dilihat dan diketahui manusia. Apalagi ibadah haji, wah satu kampung juga pasti tahu. Kalau puasa, siapa yang tahu kalau seseorang tengah menjalaninya? Tidak ada yang tahu pasti seseorang berpuasa atau tidak, kecuali Allah SWT. Itulah kenapa dikatakan ibadah puasa itu untuk Allah. Makanya kita disini juga berlatih untuk ikhlas. Sederhananya pengertian ikhlas itu ialah beribadah, beramal hanya untuk mengharap ridha Allah, pahala dari Allah. Harusnya kesadaran puasa ini juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran ketika kita tak mau makan minum di siang Ramadhan karena tahu Allah SWT mengawasi. Anehnya selepas ramadhan masih banyak yang korupsi, bahkan kian menjadi.

Puasa juga merupakan latihan untuk disiplin. Tidak ada yang makan dan minum, begitu Allahu Akbar  Allahu Akbar (terdengar adzan maghrib), kita langsung segera berbuka. Puasa juga latihan untuk bermasyarakat. Karena dalam sebuah hadits RasuluLlah menjelaskan, begitu banyak orang berpuasa tetapi puasanya tidak ada hasilnya kecuali hanya lapar dan haus. Karena apa? Karena dia selalu menyakiti orang lain, dengan perkataannya, dengan perbuatannya dan dengan tingkah lakunya. Kalau berpuasa dengan benar harusnya terhindar dari hal demikian.

Kemudian kita juga selalu dianjurkan di bulan Ramadhan untuk selalu membaca al-Qur’an. Syahrur ramadhan syahrul Qur’an. Bulan Ramadhan adalah bulan Qur’an. Semampunya kita baca siang dan malam, janganlah waktu kita manfaatkan untuk hal yang sia-sia. Bulan ramadhan juga bulan shalat malam. Bulan ramadhan juga mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berfoya-foya. Tapi kenyataannya, sebagian kita kalau bulan Ramadhan malah berbuka puasa dengan hidangan yang bermacam-macam. Seolah-olah Ramadhan itu bulan makanan. Padahal Ramadhan melatih sensitifitas kita terhadap orang-orang yang tidak mampu. Agar kita merasakan seperti apa jadi orang yang hanya makan dua kali sehari, apalagi yang hanya mampu sekali sehari. Tapi kita malah sebaliknya. Nah ini yang salah kira-kira, mudah-mudahan kita bisa memperbaikinya.

Terakhir saya sampaikan sebuah hadits, dari Abdullah bin Umar, RasuluLlah SAW pernah bersabda: Orang yang berpuasa, di saat dia berpuasa jika dia berdoa maka doanya tidak akan ditolak. Maka perbanyaklah berdoa. Kemudian nabi juga bersabda orang yang berpuasa satu hari karena ikhlas liLlahi ta’ala, bukan karena malu dengan tetangga maka Allah akan membersihkan jiwanya dan menjauhkan dirinya dari api neraka sejauh perjalanan selama 70 tahun. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Lalu dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi, RasuluLlah bersabda: orang yang membukakan orang yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala puasa sama dengan orang yang dibukakan tanpa mengurangi pahala orang yang dibukakan tersebut. Itulah beberapa hadits yang disampaikan RasuluLlah kepada kita untuk mendorong kita menjalankan ibadah puasa dan beramal di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat terutama untuk diri pribadi dan kita semua. WabiLlaahitawfiq wal hidayah, wassalamu’alaykum warahmatuLlaahi wabarakaatuh.

(dari selebaran pengumuman yang di tempel di masjid, tertera penceramah habis shalat tarawih kedua di bulan Ramadhan ini adalah ustadz H. Rusdi Rusli Lc. Jadi yang saya tulis di atas insya Allah mestinya adalah apa yang saya dengar dan rekam dari apa yang beliau sampaikan di Masjid Al-Furqan Jalan Bumi Mas Raya Banjarmasin. Salah satu masjid yang jumlah rakaat tarawihnya 8 dan satu malam imamnya menghabiskan 1 juz Qur’an dalam bacaan shalatnya)

Menyandera Pengetahuan (Edisi Ramadhan)

Dalam beberapa saat ke depan, di bulan Ramadhan ini insya Allah saya akan memuat tulisan yang berisi tentang materi ceramah yang saya dapat di berbagai majelis ilmu yang sempat saya ikuti. Baik itu dari kultum bada shalat subuh, atau disela tarawih-witir dan lainnya. Sederhana saja, saya coba mengikuti perkataan legendaris dari seorang yang kamu pun sudah tahu dia siapa, "ikatlah ilmu dengan menuliskannya." Atau sebagaimana yang dimodifikasi seorang sobat, sanderalah pengetahuan agar dia tak kabur begitu saja, dengan menuangkannya dalam tulisan.

Mengapa pengetahuan kita terbatas mengenai keadaan di zaman nirleka, sejak palaeolitikum sampai era logam, dikarenakan manusia prasejarah tak menuliskan keadaan mereka untuk diketahui kita anak cucunya. Seiring berakhirnya masa prasejarah manusia di Indonesia menggunakan yupa untuk mencatutkan aksara, dan kita bisa meninggalkan jejak ilmu dengan mengolah kata agar makin membekas di otak, lalu mempostingnya di media semacam blogspot, facebook atau twitter. Supaya ketika kita lupa kita mampu membongkar brankas memori yang sudah tercatat dengan mudah.

Saya mengandalkan recorder hp atau catatan atau ingatan sendiri, saat merekam materi yang disampaikan oleh para ustadz nanti. Insya Allah akan selalu saya cantumkan narasumbernya, dan janganlah yang disampaikan itu ditelan mentah-mentah. Cobalah dimatangkan dalam oven pemikiran dulu, ditimbang dengan informasi sebelumnya yang turut memfondasikan paradigma kita. Bisa jadi ada kesalahan saya dalam mengutip dan lain sebagainya. Baik, semoga apa yang kita lakukan di bulan mulia ini menjadi amal shalih.

Sabtu, 14 Juli 2012

Sampah

Di tengah perjalanan pulang, dari Kota Banjarbaru menuju Banjarmasin, saya memacu motor hingga ada sebuah mobil tampak di hadapan. Mobil itu mewah, keluaran terbaru sepertinya. Salah satu jendela di samping kiri mobil tersebut sedikit terbuka hingga ada celah. Kemudian satu tangan terjulur keluar, di tengah jalan pemilik tangan itu melemparkan sampah berupa kantong plastik.

Sejorok-joroknya saya, tetap berpikir, bahwa orang jorok adalah mereka yang membuang sampah sembarangan tanpa sedikitpun terbersit perasaan bersalah. Tak peduli semewah apapun tunggangannya, secakep apapun, sekaya apapun, sepintar apapun (pintar beda dengan cerdas).

Tambahan lagi, orang yang seperti itu bisa dibilang egois, individualis, atau sejenisnya. Pikirkanlah. Jika banyak orang buang sampah sembarangan, di got misalnya, maka akan membuat aliran air tersumbat. Lalu ketika musim penghujan, got yang tersumbat oleh sampah-sampah akan meluap. Terjadilah banjir, yang tentu akan merugikan kehidupan sosial. Nah, makanya orang yang buang sampah sembarangan itu sama saja memiliki egoisme tingkat tinggi. Karena kebodohannya yang malas untuk sekedar membuang sampah di tempatnya, bisa menimbulkan kerugian sosial yang besar.

“Halah, lebay kamu, masa buang satu sampah kecil saja bisa seperti itu.” Begitu mungkin kata orang. Lha kalaunya yang berpikiran kayak ente itu ratusan jumlahnya, dan melakukan ritual asem itu istiqamah sehari sekali, bagaimana jadinya? Lagipula itu akan tambah merepotkan orang yang berkepentingan untuk membersihkan sampah tersebut. Seperti petugas kebersihan di lingkungan yang barusan dikotori. Merugikan orang lain bukan?

Ini pendapatku apa pendapatmu?

Sabtu, 07 Juli 2012

From The Inside


Menurut saya ini adalah klipnya oom-oom LP yang paling keren. Saya juga suka dengan gaya Chester dan Shinoda yang bersenandung sambil berjalan di tengah orang-orang yang pada berlarian. Pertama mendengarnya saya langsung suka lagunya, meskipun liriknya sebenarnya multitafsir. Namun bisa disimpulkan sedikit setelah melihat klipnya, bahwa lagu ini mengekspresikan skeptisme terhadap pemerintah, atau sejenis kritik sosial gitulah. Check this

I Don’t know who to trust
No surprise
Everyone feels so far away from me
Heavy thoughts sift through dust
And the lies

Trying not to break

But I’m so tired of this deceit
Every time I try to make myself
Get back up on my feet
All I ever think about is this
All the tiring time between
And how
Trying to put my trust in you
Just takes so much out of me

Take everything from the inside

And throw it all away
‘Cause I swear
For the last time
I won’t trust myself with you

Tension is building inside

Steadily
Everyone feel so far away from me
Heavy thoughts forcing their way
Out of me


Selasa, 26 Juni 2012

Dari Polandia-Ukraina ke Rohingya

Tak bisa dipungkiri, saya memang menyukai sepakbola. Entah apa, mengapa dan bagaimana awalnya saya sudah lupa. Dulu waktu kelas 4 atau 5 SD kami sudah sering bermain tebak-tebakkan berkenaan klub sepakbola, mulai dari Perugia di Liga Italia sampai Kaiserslautern di Liga Jerman. Saya juga takkan lupa, ketika pada dini hari memanjat dinding pembatas belakang rumah untuk masuk ke rumah tetangga sekaligus sahabat bernama Sabda, untuk menyaksikan bersama duel tim besar dunia.

Ada masa dimana saya menikmati pembicaraan hangat mengenai skor pertandingan, prediksi kemenangan tim yang bakal bermain, nilai transfer atlet dan lain-lain. Saya pernah menikmati ketika tim yang saya jagokan menang, saya pun sedikit sesumbar dihadapan teman-teman. Begitupun ketika SMP saat ikut-ikutan bermain bola plastik di jam pelajaran olahraga, meski dilarang oleh guru dan bahkan sampai bola plastik tersebut dibelah dua.

Minat yang cukup kuat mendorong saya untuk bergabung di ekskul sepak bola di SMA. Hampir tiap minggu biasanya saya ikut latihan di lapangan bola beneran dengan bola beneran. Rasanya beda! Saya dengan potongan agak gundul itu sudah berasa seperti Zinedine Zidane. Selanjutnya saya pun ikut pada satu-dua perlombaan futsal. Dengan semangat kapten Tsubasa, kami berupaya main sepenuh hati. Dan hasilnya pun bisa ditebak. Ya, tak pernah perlombaan yang timnya saya ikuti, menang.

Kamis, 14 Juni 2012

Bukan Dedemit

Manusia pasti melakukan kesalahan. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisirnya sampai batasan tertentu, sembari memohon, meminta kepada Allah SWT agar menetapkan kita senantiasa di jalan yang lurus.

Dan saya bukanlah berasal dari kalangan malaikat atau golongan jin apalagi dari jenis dedemit. Maka maafkanlah saya, atas berbagai kebodohan yang menghasilkan salah. Lalu please correct me if i'm wrong, whenever, whereever selama aku masih dizinkan hidup menapaki permukaan bumi. Bahkan ingatkan saja orang ini dengan cara yang menyakitkan sekalipun jika itu dirasa perlu.

Minggu, 03 Juni 2012

Hingga Tak Tersisa Selinting Ganja


Corby. Sosok ini dalam beberapa waktu terakhir cukup sering menghiasi layar kaca televisi bak artis. Ia, bersama Presiden SBY menjadi pembicaraan hangat  di pelosok negeri. Wanita berjuluk ratu mariyuana ini ditangkap 8 Oktober 2004 lalu karena kepergok menyelundupkan ganja seberat 4,2 kg ke Indonesia lewat Bandara Ngurah Rai di Bali.

Lantas, ada apakah gerangan Pak SBY dan corby jadi ramai diberitakan? Tentu pemberitaan ini bukanlah sebuah gosip murahan, seperti “SBY kepincut dengan Corby, jadi mau kawin lagi”. Sebab sepertinya Bu Ani tipe yang tidak mau dipoligami. Semua jadi ribut, perhatian tertuju kepada mereka karena grasi lima tahun yang diberikan SBY kepada Corby. Apa motivasi presiden melakukan itu, merupakan hal yang sangat pantas dipertanyakan.

Awalnya perempuan Australia itu divonis hukuman 20 tahun penjara. Dengan adanya grasi, ditambah juga sebelumnya ia mendapat sebanyak 25 bulan remisi, hukuman yang menimpa Corby menjadi lebih ringan, yakni menjadi 12 tahun 11 bulan.

Banyak kalangan menilai apa yang dilakukan presiden dalam kasus ini begitu kontradiktif dengan komitmennya memberantas narkoba dalam pidatonya beberapa saat lalu. Padahal waktu itu presiden menekankan agar pemberantasan narkoba dilaksanakan dengan agresif dan ambisius. Alasan yang dikemukakan juga tak masuk akal. Sehingga keputusan grasi ini pun ditentang banyak pihak dan bahkan ada yang melayangkan interpelasi.

Semua orang yang waras tahu dan sepakat, penyalahgunaan narkotika efeknya sangat merusak. Ganja termasuk sebagai bahan psikotropika. Journal of Neuroscience mempublikasikan hasil penelitiannya, bahwa kerusakan otak akibat ganja menyerupai kerusakan otak karena penyakit skizofrenia, atau gila. Narkotika lain pun jauh tak kalah berbahaya.

Bangsa ini mesti prihatin akan kejahatan narkoba yang menimpanya. Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mendata pada tahun 2011 ada 959 siswa SD yang mengonsumsi narkoba, meningkat dari tahun 2012 yang berjumlah 897 kasus. Di kalangan siswa SMP tertera angka 1.345 kasus dan siswa SMA sebanyak 3.187.

Tentu kita tak ingin mayoritas penerus estafet bangsa ini nantinya seperti yang diungkapkan Taufik Ismail dalam salah satu syairnya. Mereka masih hidup tapi sudah mayat; dicengkeram madat, heroin, kokain, sabu, ekstasi, marijuana cair, serbuk, dan padat.

Islam jelas sekali tegas melarang narkoba. Dalam sebuah hadits disebutkan RasuluLlah saw melarang setiap zat yang memabukkan dan menenangkan (HR Abu Dawud dan Ahmad). Termasuk penyalahgunaan narkotika.

Segala hal dimulai dari diri sendiri. Termasuk dalam masalah pemberantasan narkoba. Namun masalahnya, untuk menjadi individu yang dapat menangkal segala hal negatif, diperlukan bekal yang kuat. Paradigma yang berbasis aqidah Islamlah bekal itu. Dengan aqidah, seseorang akan takut berbuat dosa dengan sengaja karena itu berarti menantang Penciptanya memberikan siksa. Dan aqidah cukup sulit ditanamkan dengan dalam di tengah kehidupan yang memisahkan agama dari kehidupan (sekuler), yang berbuah kehidupan jadi serba liberal.

Kemudian keseriusan negara sangat vital dalam melindungi warganya dari jerat narkoba, dengan memberi sanksi tegas kepada pengguna, apalagi pengedar narkoba. Sistem sanksi dalam Islam mampu memberikan penjeraan yang nyata kepada semua pelaku  kriminal. Memakai atau mengedarkan narkoba tergolong perbuatan kriminal jenis ta’zir, yaitu bentuk kriminal yang bentuk, jenis dan kadar sanksinya diserahkan kepada ijtihad Khalifah atau Qadhi. Pengedar yang membahayakan masyarakat bisa sampai mendapatkan hukuman mati. Dan jika Qadhi (hakim) telah memvonis, tidak boleh siapapun termasuk kepala negara membatalkan juga meringankan keputusan itu.

Menciptakan individu bertaqwa dan memberantas narkoba secara efektif hanya dapat dilakukan jika sistem aturan yang tegas, seperti yang sedikit dipaparkan di atas diterapkan. Sekali lagi ini mempertegas, bahwa aturan Islamlah yang kita perlukan. Dan secara komprehensif itu hanya bisa dilaksanakan dalam sebuah institusi negara.

WaLlahu a’lam bis shawab.


Referensi:

Buletin al-Islam edisi 609 Jum'at Rajab 1433 H
Media online seperti detik.com, suara merdeka.com
Nizham al 'Uqubat karya Abdurrahman al-Maliki.

nb: artikel ini ditulis memenuhi permintaan musyrif ane, sebagai titah yg 'mesti' dikerjakan, hehe. semoga jg jd amal shalih. aamiin

Senin, 28 Mei 2012

Manifesto Pembebasan

Wahai saudara2ku..! Sesungguhnya terhinalah mereka yg resahnya dikarenakan terbelenggu hawa nafsunya! Hinalah kita! Jika berani berkata cinta dan mengaku galau karenanya, sementara terhadap nasib saudara kita saja kita acuh.

Demi Allah! Lebih baik jika engkau galau tatkala belasan ribu nyawa melayang di Suriah hingga kini di tangan rezim depostik Bashar Assad kep*rat, namun kita hanya diam tak berkutik.

Galaulah! Bahkan, Irilah! tatkala para remaja di palestina sana bermodalkan ketapel dan sebongkah satu saja menantang raksasa lapis baja tank merkava, ketika tercerabut nyawa para syuhada dari raganya, di saat kulit mereka terkoyak, daging mereka tertembus dan tulang mereka retak oleh proyektil2. Demi Allah, Apa yang kita tlah siapkan?!

Dunia ini sungguh luas dan tengah menantang engkau utk mencatatkan sejarah di permukaannya. Kenalilah pergerakan, kenalilah revolusi dan upaya pembebasan. Hadirilah majelis ilmu, berdiskusilah, sibukkan dirimu dalam aktivitas pemikiran. Lahaplah karya2 para ulama, internasional hingga lokal, zaman dulu hingga kontemporer. Ibnu Katsir, AN-Nawawi, As-Suyuthi, hingga Buya Hamka, al-Banna dan an-Nabhani, serta lainnya.

Pahamilah sejarah! Lihat perjalanan hidup para tokoh pengguncang dunia, lihatlah sirah Muhammad SAW, para sahabat dan para khalifah. Belajarlah dari masa lalu, hadapi sekarang dan tatap masa depan!

Kemudian kapan saja engkau tlah siap bukalah dirimu terhadap dunia! Bukalah lembaran jendela ideologi lain, paham2 lain, skeptis dan kritislah, telanjangi ide2nya, berdiskusilah, ujilah dirimu! Berdiskusilah hangat dgn mereka yg congkak atas eksistensi Pencipta, para atheis, agnostik, liberalis, sosialis komunis maupun yang menganggap aturan2Nya telah usang dan tak cocok lg buat manusia. Bukalah jika kau siap, magnum opus filsuf2 palsu semacam Spoke of Zaratustra karya Nietzche "si pembunuh tuhan". Sungguh, khazanah pemikiran begitu luas dan menyenangkan, kau akan terlarut di dalamnya.

Berkreasilah! Dan jadilah bermanfaat! meski hanya dgn menyebarkan zine (selebaran) ala anak punk yg di dalamnya tertera ideologi yg telah kau yakini dan emban, tempelkan di mading atau papan pengumuman, nyatakan perlawanan atas ketertindasan! Suarakan pembebasan! Berkembanglah, berinteraksilah tanpa terkontaminasi! Yang membatasi dirimu hanyalah aturan dari Rabbmu. Kamu adalah kamu, bukan sesiapa, not anybody, not everybody. Beranilah!

Maka suatu saat kau akan tertatih, carilah orang2 yg selalu sedia membopongmu. Carilah sahabatmu! Yg senantiasa hadir di kala suka dan duka, yg takkan rela saudaranya terjerumus ke dlm lembah yg hina, yg menyanyikan kembali bait2 perjuangan ketika kita lupa, yg tanpa sungkan menggampar kita tatkala berbuat salah dgn sengaja. Demi Allah, saling mencintalah karena Allah!

Camkanlah! dlm perjuangan kita dididik utk menjadi mandiri, tdk hanya saling peduli. Kita bukan anak2 kecil yg mudah cengeng dan hanya bisa merengek2. Jangan hanya minta dimotivasi, jdlah pemotivasi! Bantulah memecahkan masalah orang lain dan rsakan kebahagiaan!

Demi Allah, motivasi tertinggi adalah yg hadir dari kesadaran akan hubungan kita dengan-Nya. Maka mendekatlah dgn-Nya, mintalah semuanya kepada-Nya, karena itu hal yg kecil bagi-Nya. Berusahalah, bertawakallah! Penuhi kewajibanmu pada-Nya, tambahkan amalan2 nafilah dan biasakan!

Ukur potensi dirimu, lalu, melangkahlah sejauh yg kau bisa!

Semoga kita dipertemukan di tempat terindah kelak. (dari orang yang terus berproses dan belajar demi mencari aman agar kelak tak dipanggang.)

Senin, 30 April 2012

Sejarah yang Menunjukkan


Pria sepuh itu telah berusia 70 tahun. Sisa-sisa rambut yang tertanam di kulit kepalanya telah memutih dan ia masih bersemangat menceritakan kepadaku sejarah. Maka aku kagum dengan daya ingatnya, dan dalam hati tersenyum kecut sebab banyak sudah kulupakan peristiwa yang terbilang penting di masa lalu itu.

“Kamu tahu, penyerangan pertama yang dipimpin oleh Pangeran Antasari diarahkan kemana? Ke benteng yang berada di sebuah pertambangan. Waktu itu sudah jaman industry, Belanda memerlukan sumber daya alam untuk modal perkebunan mereka di daerah jajahan.” Beliau menghela nafas, dan melanjutkan. “Sekarang benar-benar sangat aneh.. Dulu susah-susah para pejuang itu mengusir para kompeni yang merampas hak mereka.. Kebun, tambang, ladang. Sekarang, kita malah mengundang mereka untuk mengambil sumber daya alam. Kita membolehkan orang-orang asing itu menanam modal dan menguasai semuanya.”

“Contohnya Freeport?” Mungkin tak sopan, tapi tanpa sadar aku menyela.

“Bukan cuma itu kan? Masih banyak lagi yang lain. Aku ingat pernah mendengar langsung pidato Bung Karno dari radio. Beliau bilang apakah kita biarkan saja penjajah membangun megah kota mereka seperti Amsterdam dan Rotterdam, sementara modalnya berasal dari kekayaan kita yang mereka rampok?”

Sabtu, 28 April 2012

Surat untuk Teman

Teman,
adalah kekecewaan yang berkecamuk di dalam dadaku, ketika kamu meluncurkan seperangkat kalimat ini ke telingaku: “Untuk apa sih kamu melawan? Apa sih yang kamu harapkan dari pergerakan-pergerakanmu itu? Sudahlah, lebih baik kamu memikirkan hidupmu dan keluargamu. Pikirkanlah masa depanmu. Berfikir tentang 'makan apa kita nanti?' lebih baik ketimbang berpikir tentang rencana-rencana perlawananmu, yang menurutku hanyalah sebuah perbuatan yang membuang-buang waktu. Rasional-lah sedikit. Bekerjalah dengan giat dan carilah uang untuk membuatmu survive dalam menjalani kehidupan ini. Jangan melawan melulu. Mau sampai kapan kamu menjadi pemberontak seperti itu?”.

Teman,
saat itu aku memang hanya membisu. Sebenarnya aku bisa saja langsung menghardikmu atau membakar mulutmu dengan korek api yang bersemayam di dalam saku jaketku. Sebab, jujur saja, aku sakit hati akan perkataanmu itu. Tapi aku tidak akan melakukannya. Meskipun kebencian mampu menimbulkan energi untuk menghancurkan, tapi aku masih memiliki perasaan untuk bisa memaafkanmu. Perasaanku lah yang selalu menuntutku untuk bisa memaklumimu. Ya, semua perkataanmu tentu bukan berasal dari dalam dirimu semata, melainkan juga ada campur tangan dari sesuatu yang berada di luar dirimu. Kenyataan hidup yang lumayan brengsek ini telah membentuk pemikiranmu menjadi seperti itu. Adalah bodoh jika aku hanya menyalahkanmu.

Teman,
Tak ada sesuatu hal yang percuma dan sia-sia, begitu pula dengan pergerakanku. Ketika kamu menyuruhku untuk bersikap rasional, aku bertanya dalam hati: Apakah dengan aku melakukan perlawanan, aku berhak untuk dianggap tidak rasional?. Sebenarnya, salah satu alasan aku dalam melakukan perlawanan ini adalah karena aku juga memikirkan hidupku dan keluargaku. Aku melakukan pergerakan ini karena aku juga memikirkan masa depanku. Sistem kapitalisme ini telah membuat segalanya menjadi mencret. Banyak orang yang menjadi korban. Sudah banyak orang yang tertindas dan termarjinalkan. Banyak orang yang tadinya begitu semangat dalam melakukan perlawanan, namun langsung menjadi lembek dan kompromis ketika di gampar oleh yang namanya
kenyataan. Tapi aku tidak seperti itu. Justru karena kenyataanlah yang membuat aku semakin cadas dalam melakukan perlawanan ini. Semakin mencret kenyataan menyapa, semakin kuat alasanku untuk tidak pernah berhenti melawan. Kamu menyuruhku untuk bekerja dan mencari uang untuk membuatku survive dalam menjalani hidup ini. Kenyataan saat ini memang menuntut kita untuk selalu mencari uang. Uang menjadi begitu penting. Uang memang penting, tapi bukan segala-galanya. Uang memang bukan segalagalanya, tapi penting. Aku akui itu dengan segenap kesadaranku, bahwa aku memang membutuhkan uang. Itu tidak aku pungkiri. Itu sebabnya aku bekerja. Tapi semua problematika kehidupan yang di ciptakan oleh kapitalisme ini tidak akan pernah selesai jika kita hanya bekerja, bekerja, dan hanya bekerja. Kita juga harus melakukan sebuah perlawanan demi sebuah perubahan. Kita harus tetap terus melawan terhadap segala bentuk kemapanan kapitalisme yang sudah semakin mengglobal.

Teman,
mungkin kamu masih tidak akan pernah mau memahami jalan pikiranku. Tapi, asal kamu tahu, aku melakukan perlawanan ini juga karena aku memikirkan agamaku, hidupku, keluargaku, dan juga masa depanku.

Salam,
rex

Jumat, 27 April 2012

Sedikit tentang Perlawanan dan Harapan

Kepalan tanganku terlampau kecil untuk menggampar kapitalisme hingga terkapar. Maka kawan, aku bersyukur kita masih bersama di sini, melakukan perlawanan.

DIAM tatkala kita tahu dan harusnya menyampaikan dan melakukan kebenaran merupakan keLEMAHan. Dan jika setiap kata yang kuucapkan akan mampu meLEMAHkan perLAWANan, maka aku lebih memilih DIAM.

Seorang saudara di dunia maya pernah menceritakan bunga tidurnya, di mana di sana ia masih mampu tersenyum sebelum mati dihukum pancung. Sementara aku pernah bermimpi Khilafah Islam telah berhasil ditegakkan, secara damai tanpa pertumpahan darah, pendeklarasiannya disiarkan secara live di televisi, dan aku tak kuasa menahan tangis haru kala itu.

Selanjutnya aku ingin bermimpi, di mana aku berpamitan untuk terakhir kalinya dengan orang-orang yang kusayang. Sebelum beranjak pergi kutatap satu per satu mereka, lalu aku pun tersenyum bahagia yang mungkin takkan pernah lagi mereka lihat setelahnya. Aku segera bergegas, menuju medan jihad.

seorang hamba yang faqir lagi hina

Sabtu, 17 Maret 2012

Reportase Aksi Damai GP Kalsel Menolak Kenaikan Harga BBM

Kebijakan rezim neoliberal menaikkan harga BBM terus menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Kali ini di Banjarmasin (15/3), sekitar 150 lebih mahasiswa yang dikoordinir oleh Gerakan Mahasiswa Pembebasan PW Kalsel melakukan aksi penolakan terhadap keputusan tersebut. Peserta aksi bertemakan ‘BBM Naik, Cara Rezim Neolib SBY Korupsi’ ini berdatangan dari berbagai kampus se-Kota Banjarmasin-Banjarbaru, seperti Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Universitas Islam Kalimantan (Uniska), IAIN Antasari, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) PGRI, Politeknik Negeri Banjarmasin dan lain-lain.

Para mahasiswa yang kebanyakan berpakaian rapi mengenakan almameter itu terlihat begitu bersemangat meneriakkan yel-yel yang dipandu oleh MC. Tentu antusiasme mereka muncul bukan hanya karena mereka juga adalah bagian dari masyarakat yang akan terkena dampak kenaikan harga BBM. Lebih dari itu, mereka juga meyakini aksi ini merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT. Sebab aksi ini adalah pengejawantahan kepedulian terhadap

Sabtu, 25 Februari 2012

Bibit-Bibit Korupsi


Semua orang di negeri ini, dari masyarakat sampai pejabat bahkan yang panuan sekalipun, pasti sepakat kalau korupsi yang tengah melanda Indonesia sudah sangat kronis. Stadium akhir malah, karena telah bermetastasis ke organ vital bangsa seperti DPR, lembaga peradilan, hingga penegak hukum. Dan kalau dulu di orde baru korupsi sifatnya sentralistik, artinya hanya muter-muter di pemerintah pusat saja, sekarang di bagian-bagian perifer penjuru Indonesia korupsi sudah menjadi fakta yang akrab.

Badan pemerintahan, koperasi, rumah sakit, wisma atlet, puskesmas, sekolah, universitas dan berbagai kedinasan serta badan organisasi lain pun menjadi sasaran, kecuali warung kopi (entahlah). Banyak pula kasus-kasus yang masih mengambang belum terselesaikan, dan belum lagi tenggelam muncul lagi kasus-kasus baru yang menggemaskan.

Lantas, bagaimana prognosisnya? Apakah kita hanya bisa berpasrah pada keadaan, menunggu saja hingga bangsa ini hancur digerogoti keganasan bernama korupsi itu? Atau kita cuma duduk menongkrongi dagelan semisal Indonesia Lawyers Club (yang bagi saya terkadang lebih lucu daripada overa van java itu), sembari menyeruput teh dan tersenyum kecut? Atau kita apatis saja, dan malah mengasyikkan diri dengan berbagai konser musik dan lomba futsal daripada ikut pusing? Yeah mahasiswa!

Jumat, 03 Februari 2012

Maniak atau Yang Sejati

Jelas sekali kata revolusi bukan lagi menjadi hal yang tabu belakangan. Kita sama-sama tahu, 2011 yang lalu seluruh dunia ramai dengannya, tatkala perlawanan rakyat arab menggelombang di berbagai negeri yang dikuasai tirani dengan birokrasi penuh korupsi. Kemuakan Bouazizi yang nekat (dan konyol, bagi saya) membakar dirinya seakan menjadi agitator tunggal. Sebenarnya tidak juga, karena rakyat pun sudah keburu muak dengan keterpurukan.

Buruh yang berdemonstrasi, hingga pengamat di televisi ketika berdiskusi masalah Mesuji pun dengan semangat tinggi tak sungkan menyebut revolusi. Dan yang paling membanggakan, adalah gelombang unjuk rasa anti kapitalisme yang menyeruak di belahan bumi, yang hebatnya berawal dari negeri biang kapitalis itu sendiri. Mereka juga ingin revolusi. Maka benarlah bahwasanya demam revolusi tengah menggurita, menjadi semacam pandemik yang terus menulari satu persatu regio dunia. Baik suka maupun tak suka, baik hanya sebatas wacana hingga menjadi paradigma wajib bagi pergerakan massa.

Saya pribadi, adalah orang yang tertarik dengan revolusi. Bahkan merindukannya. Mungkin kamu juga. Namun yang perlu dicatat adalah revolusi bukan sekadar sesuatu yang an sich dan asyik. Sungguh, saya tergugah dengan satu kalimat yang ditulis seseorang di dunia maya. Yang isinya kurang lebih begini: ada perbedaan yang mendasar antara revolusioner sejati dengan maniak revolusi.

.