Pages

Minggu, 26 April 2015

Rayakan dengan Diam

Rasanya begitu menyesakkan dada
Membaca rangkaian beberapa berita
Pesta bikini anak SMA
Rencana pembangunan lokalisasi di ibukota
Pengasuh ponpes diinjak-injak ditangkap densus 88 begitu saja
Nenek pencuri kayu tak seberapa dihukum penjara dan denda 300 juta
Minuman keras dijual secara terbuka
Dan belum lagi masalah-masalah lainnya..
Apakah ini zaman dimana kita berhak mengatakan
"Integritas dan moralitas? Persetan!"
"Hipokritlah yang berkoar tentang kejujuran dan keadilan!"
"Jangan bawa-bawa tuhan dalam hidup penuh kebebasan!"
Ketika retorika 'jangan munafik' menjadi pembenaran atas kebusukan yang memprihatinkan
Dan seruan kembali kepada aturan Pencipta dianggap radikal, kuno dan tidak toleran
Serta dalih 'perbaiki diri masing-masing saja dulu' begitu mengagumkan
Maka dimana kewajiban saling mengingatkan pada kebenaran berperan?
Dan bilakah saatnya perintah mencegah kemungkaran akan relevan?
Maka jika negerimu di ambang kehancuran
Sesungguhnya cara paling sederhana untuk merayakannya adalah cukup dengan DIAM

Kamis, 02 April 2015

Gerakan Bersikap Proporsional

Dalam beberapa perkara
Substansi lebih penting adanya
Dibandingkan formalitas belaka
Atau gengsi yang dipelihara
Untuk menjalin kebersamaan
Mestikah dengan pesta berbalut kemewahan?
Dengan gelas antik lalu bersulang?
Cukuplah duduk bersama bertukar pikiran
Bahkan di warung sederhana dengan kopi di hadapan
Karena kebersamaan sejati
Adalah saat kita mampu saling berbagi
Ikhlas untuk meraih ridho ilahi
Bersikap proporsional lah
Ketika bergembira secukupnya sajalah
Dengan senyum merekah mengucap hamdalah
Berlebih-lebihan mending tak usah
Sebab masih banyak juga yg air matanya tertumpah
Bahkan merangkak berdarah-darah
Saat bersedih tak perlu menangis menjadi-jadi
Lalu menebar suasana benci
Menyalahkan takdir atau menganggap tuhan sudah mati
Padahal kondisinya masih beruntung sekali
Hidup terus dilimpahi karunia ilahi
Maka cukup bersabar saja dan dinikmati
Dalam hidup di dunia ini
Yang jelas pasti tak abadi
Apa yang sebenarnya kita cari?
Keindahan fisik, harta benda, berbagai gengsi
Bukankah semuanya hanya titipan ilahi?
Yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali
Dan bila itu pasti akan terjadi
Sudah seberapa jauh menyiapkan diri?
Karena hidup tak sekedar menunggu mati.

Banjarmasin, 1 April 2015

.