Pages

Jumat, 20 Juli 2012

Ajang Latihan

AlhamduliLlah, kita kembali memasuki bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan ini. Mungkin sudah berkali-kali kita melewati ramadhan atau bahkan mungkin sudah sekian puluh kali. Dan kita menyikapinya berbeda-beda. Ada yang senang, namun ada juga yang merasa makin susah, sebab himpitan hidup yang makin sempit. Tapi itu semua tergantung keimanan kita kepada Allah.

Di dalam al-Qur’an Allah sudah menyebutkan bahwa tujuan kita berpuasa adalah agar kita menjadi bertaqwa. Supaya kita bahagia di dunia dan akhirat. Puasa itu diwajibkan tidak hanya untuk kita, tapi juga kaum sebelum kita dengan syari’at berbeda. Ada yang bilang, bulan Ramadhan ini adalah ajang untuk latihan. Seandainya kita lulus dari latihan ini, harusnya kita menjadi bertaqwa. Dan tidak ada lagi perilaku tercela seperti korupsi yang banyak terjadi di negeri ini. Mengapa? Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman, sesungguhnya semua ibadah itu untuk hamba-Ku. Kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku. Maksudnya apa, kalau kita beribadah seperti shalat dan zakat itu masih bisa dilihat dan diketahui manusia. Apalagi ibadah haji, wah satu kampung juga pasti tahu. Kalau puasa, siapa yang tahu kalau seseorang tengah menjalaninya? Tidak ada yang tahu pasti seseorang berpuasa atau tidak, kecuali Allah SWT. Itulah kenapa dikatakan ibadah puasa itu untuk Allah. Makanya kita disini juga berlatih untuk ikhlas. Sederhananya pengertian ikhlas itu ialah beribadah, beramal hanya untuk mengharap ridha Allah, pahala dari Allah. Harusnya kesadaran puasa ini juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran ketika kita tak mau makan minum di siang Ramadhan karena tahu Allah SWT mengawasi. Anehnya selepas ramadhan masih banyak yang korupsi, bahkan kian menjadi.

Puasa juga merupakan latihan untuk disiplin. Tidak ada yang makan dan minum, begitu Allahu Akbar  Allahu Akbar (terdengar adzan maghrib), kita langsung segera berbuka. Puasa juga latihan untuk bermasyarakat. Karena dalam sebuah hadits RasuluLlah menjelaskan, begitu banyak orang berpuasa tetapi puasanya tidak ada hasilnya kecuali hanya lapar dan haus. Karena apa? Karena dia selalu menyakiti orang lain, dengan perkataannya, dengan perbuatannya dan dengan tingkah lakunya. Kalau berpuasa dengan benar harusnya terhindar dari hal demikian.

Kemudian kita juga selalu dianjurkan di bulan Ramadhan untuk selalu membaca al-Qur’an. Syahrur ramadhan syahrul Qur’an. Bulan Ramadhan adalah bulan Qur’an. Semampunya kita baca siang dan malam, janganlah waktu kita manfaatkan untuk hal yang sia-sia. Bulan ramadhan juga bulan shalat malam. Bulan ramadhan juga mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berfoya-foya. Tapi kenyataannya, sebagian kita kalau bulan Ramadhan malah berbuka puasa dengan hidangan yang bermacam-macam. Seolah-olah Ramadhan itu bulan makanan. Padahal Ramadhan melatih sensitifitas kita terhadap orang-orang yang tidak mampu. Agar kita merasakan seperti apa jadi orang yang hanya makan dua kali sehari, apalagi yang hanya mampu sekali sehari. Tapi kita malah sebaliknya. Nah ini yang salah kira-kira, mudah-mudahan kita bisa memperbaikinya.

Terakhir saya sampaikan sebuah hadits, dari Abdullah bin Umar, RasuluLlah SAW pernah bersabda: Orang yang berpuasa, di saat dia berpuasa jika dia berdoa maka doanya tidak akan ditolak. Maka perbanyaklah berdoa. Kemudian nabi juga bersabda orang yang berpuasa satu hari karena ikhlas liLlahi ta’ala, bukan karena malu dengan tetangga maka Allah akan membersihkan jiwanya dan menjauhkan dirinya dari api neraka sejauh perjalanan selama 70 tahun. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Lalu dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi, RasuluLlah bersabda: orang yang membukakan orang yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala puasa sama dengan orang yang dibukakan tanpa mengurangi pahala orang yang dibukakan tersebut. Itulah beberapa hadits yang disampaikan RasuluLlah kepada kita untuk mendorong kita menjalankan ibadah puasa dan beramal di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat terutama untuk diri pribadi dan kita semua. WabiLlaahitawfiq wal hidayah, wassalamu’alaykum warahmatuLlaahi wabarakaatuh.

(dari selebaran pengumuman yang di tempel di masjid, tertera penceramah habis shalat tarawih kedua di bulan Ramadhan ini adalah ustadz H. Rusdi Rusli Lc. Jadi yang saya tulis di atas insya Allah mestinya adalah apa yang saya dengar dan rekam dari apa yang beliau sampaikan di Masjid Al-Furqan Jalan Bumi Mas Raya Banjarmasin. Salah satu masjid yang jumlah rakaat tarawihnya 8 dan satu malam imamnya menghabiskan 1 juz Qur’an dalam bacaan shalatnya)

0 komentar:

Posting Komentar

.