Pages

Sabtu, 30 Mei 2015

Buku "Berkah Berlimpah dengan Bisnis Properti Syariah"

Anda berminat menjadi pebisnis? Saat ini bisnis properti adalah bisnis yang menjanjikan. Namun ingat bahwa bagi seorang muslim, bisnis bukan hanya masalah untung rugi namun juga masalah surga dan neraka. Buku ini akan memberikan anda jawaban bagaimana berbisnis properti yang tidak melanggar rambu-rambu aturan Islam. Anda akan mendapatkan bagaimana tips berbisnis properti tanpa bank, tanpa riba, tanpa asuransi, tanpa akad bermasalah, tanpa tipu-tipu bahkan tanpa modal besar. Benarkah? Sudah banyak ternyata yang membuktikan.

Buku BERKAH BERLIMPAH DENGAN BISNIS PROPERTI SYARIAH ini digagas oleh Rosyid Aziz, developer properti syariah nasional yang sudah melanglang buana di seluruh Indonesia untuk memberikan workshop seputar masalah ini. Anda tentunya penasaran dan ingin mencoba bukan? Segera miliki bukunya, jika berminat silakan hubungi via WhatsApp/SMS/telpon ke 089620981924. Semoga ini menjadi langkah besar anda untuk menjadi pebisnis properti yang sukses dan berkah!


Katarak Senilis

Pendahuluan

Katarak senilis adalah penyakit gangguan penglihatan yang terkait dengan umur yang memiliki karakteristik penebalan progresif dan gradual lensa mata. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab terbanyak kebutaan di dunia. Hal ini patut disayangkan karena morbiditas penglihatan yang diakibatkan katarak yang berkaitan dengan umur dapat reversibel. Oleh sebab itu, deteksi dini, observasi ketat, dan intervensi bedah harus dilakukan dalam manajemen katarak senilis.1

Usia adalah faktor risiko penting untuk katarak senilis. Seiring bertambahnya usia, peluang terjadinya katarak senilis semakin meningkat. Dalam Framingham Eye Study dari 1973-1975, jumlah total dan kasus baru katarak meningkat secara dramatis dari 23,0 kasus per 100.000 dan 3,5 kasus per 100.000, secara respektif, pada individu berusia 45-64 tahun hingga 49,2 kasus per 100.000 dan 40,8 kasus per 100.000 pada individu berusia 85 tahun dan lebih.1

Penelitian oleh Wilmer Eye Institute pada 2004 mencatat bahwa sekitar 20,5 juta (17,2%) orang Amerika berusia lebih dari 40 tahun memiliki katarak dan 6,1 juta (5,1%) berupa pseudofakia/afakia. Jumlah ini diperkirakan mengalami peningkatan hingga 30,1 juta kasus katarak dan 9,5 juta kasus dengan dengan pseudofakia/afakia pada 2020.2

Pada berbagai penelitian terbaru katarak diidentifikasi sebagai penyebab terbanyak gangguan penglihatan dan kebutaan, dengan statistik berkisar antara 33,3% (Denmark) hingga setinggi 82,6% (India). Data yang dipublikasikan memperhitungkan bahwa 1,2% dari seluruh populasi Afrika mengalami kebutaan, dengan katarak sebagai penyebab 36% kebutaan.3,4

Senin, 25 Mei 2015

Statin Dikaitkan dengan Diabetes dan Komplikasinya pada Dewasa Sehat

Penggunaan statin untuk pencegahan primer penyakit kardiovaskular pada orang dewasa yang sehat telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, komplikasi diabetes, dan kelebihan berat badan / obesitas dalam penelitian kohort retrospektif baru yang meneliti individu-individu dalam database selama rata-rata 6,5 tahun.
"Peningkatan risiko diabetes akibat statin sudah diketahui secara umum, namun peningkatan risiko komplikasi diabetes belum dijelaskan sebelumnya," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Ishak Mansi, MD, dari departemen kedokteran, Veterans Affairs (VA) North Texas Health System, Dallas.
Mereka melaporkan temuan mereka dalam Journal of General Internal Medicine dan menyatakan bahwa ini adalah salah satu data pertama yang menunjukkan hubungan antara statin dan diabetes dalam kelompok orang yang relatif sehat.
"Risiko diabetes akibat penggunaan statin telah diketahui, tapi sampai sekarang hal tersebut dianggap karena fakta bahwa orang-orang yang diberi resep statin memiliki risiko medis yang lebih besar untuk mengalami diabetes," kata Dr Mansi dalam sebuah pernyataan VA.

Minggu, 24 Mei 2015

Penyakit Hirschprung

Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan perkembangan sistem saraf usus dengan karakteristik ketiadaan sel-sel ganglion pada kolon distal sehingga menyebabkan obstruksi fungsional.1 Pada tahun 1888 Hirschsprung melaporkan dua kasus bayi meninggal dengan perut yang menggembung karena kolon yang sangat melebar dan penuh massa feses. Penyakit ini disebut megakolon kongenital dan merupakan kelainan yang tersering dijumpai sebagai penyebab obstruksi pada neonatus. Pada penyakit ini pleksus mienterik tidak ada, sehingga bagian usus yang bersangkutan tidak dapat mengembang. Setelah penemuan kelainan histologik ini barulah muncul teknik operasi yang rasional untuk penyakit ini.2
Walaupun kondisi ini telah dideskripsikan oleh Ruysch pada tahun 1691 dan dipopulerkan oleh Hirschprung pada tahun 1888, patofisiologi penyakit ini belum terlalu jelas hingga pertengahan abad ke-20. Saat itu Whitehouse dan Kernohan mendeskripsikan aganglionosis usus distal sebagai penyebab obstruksi pada beberapa pasien.3
Penyakit Hirschsprung juga merupakan kelainan kongenital gastrointestinal yang cukup sering ditemui. Studi potong lintang retrospektif dengan penelusuran rekam medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh sejak bulan Januari 2010-Desember 2011 mendapatkan 79 pasien dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal yang terdiri atas bayi laki-laki 74,7% dan bayi perempuan 25,3%. Jenis penyakit kongenital anomali gastrointestinal yang didapat adalah atresia esofagus (2,5%), atresia duodenum (1,3%), atresia yeyunum (2,5%), penyakit Hirschsprung (29,1%), omfalokel (10,1%), gastroskisis (6,3%), volvulus (2,5%), dan malformasi anorektal (45,6%).4

.