Pages

Selasa, 05 Februari 2013

Jurnal: KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS RUTIN DI RSUD ULIN BANJARMASIN



KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS RUTIN
DI RSUD ULIN BANJARMASIN

 Tinjauan Terhadap Adekuasi Hemodialisis

Mohammad Rudiansyah1, Triawanti2, Ahmad Adityawarman3

1Bagian Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin/Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
  


ABSTRAK

Hemodialisis  adalah  terapi  pengganti  ginjal  yang  banyak  dipilih  pasien  penyakit ginjal kronik (PGK) dengan End Stage Renal Disease (ERSD). Anemia atau kadar hemoglobin di bawah normal merupakan salah satu komplikasi yang sering dialami pasien PGK. Perhatian terhadap kadar hemoglobin pasien dialisis meningkat karena dampaknya terhadap pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dan kadar hemoglobin pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis rutin. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi.  Tujuh puluh enam pasien  di  unit  hemodialisis  RSUD Ulin Banjarmasin dilibatkan dalam penelitian ini. Pengukuran adekuasi hemodialisis dilakukan dengan menggunakan rumus Kt/V dan data kadar hemoglobin didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan kriteria dari Konsensus Dialisis Pernefri hemodialisis dikatakan adekuat jika Kt/V ≥ 1,8 pada pasien yang menjalani hemodialisis dua minggu sekali. Dari hasil pengukuran adekuasi hemodialisis responden 19,7% adekuat dan 80,3% tidak adekuat. Kadar hemoglobin tertinggi pasien tertinggi dan terendah berturut-turut adalah 14,5 mg/dl dan 5,7 mg/dl, sedangkan rerata kadar hemoglobin adalah 9,7 mg/dl. Data yang didapatkan diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang telah terdistribusi normal lalu dianalisis dengan menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dan kadar hemoglobin (p > 0,05).

Kata-kata kunci: Adekuasi hemodialisis, penyakit ginjal kronik, kadar hemoglobin.

Download di sini: http://www.mediafire.com/view/?y9lhvaz4731clmw

Minggu, 13 Januari 2013

Buku Berkarya Sebelum Kematian


AlhamduliLlah, tentu saja pihak yang harus saya ucapi terimakasih pertama kali adalah Allah SWT yang telah memberikan kepada saya segala nikmat yang takkan sanggup terhitung. Sehingga dengan nikmat dari-Nya itulah saya mampu menyelesaikan karya ini.

Buku ini adalah kumpulan dari artikel-artikel yang pernah saya tulis sebelumnya, dengan topik yang sebenarnya saling bertaut jika ditaut-tautkan. Ditambah beberapa saduran dan artikel yang mampu menjadi konektor, semoga artikel-artikel yang terangkum dari buku ini mampu menjadi satu alur ide yang apik. Mampu memberikan manfaat, meski sangat sedikit, namun minimal bermanfaat bagi penulis pribadi. Jika di dalamnya ada kebaikan, tentu penulis yang pertama kali harus terkena efeknya. Sebagai pemicu diri untuk secara simultan melakukan kebaikan dan pengingat di kala lupa tujuan.

Saya persembahkan buku ini kepada siapa saja. Kepada siapa saja yang mau membacanya selama tidak buta huruf. Baik kenal saya ataupun tidak. Kepada sesiapa yang ingin mewujudkan perubahan: dalam skala besar; skala paling kecil yaitu merubah diri sendiri; bahkan bagi yang tidak mau berubah semoga setelah menyelesaikan buku ini mau berubah ke arah yang lebih baik. 

Kepada mereka yang sedang bersemangat dalam menjalani hidup, semoga menjadi semakin melunjak semangatnya. Untuk sesiapa yang sedang terpuruk, semoga mampu mengangkat kembali semangatnya. Untuk yang sudah bosan hidup, semoga tidak bertambah semangatnya (dalam hal ini semangat untuk bunuh diri maksudnya).

Selain itu buku ini juga saya persembahkan kepada.... emm, siapa lagi ya yang harus saya tulis? Baiklah untuk Presiden saja, Tapi sepertinya kurang realistis memikirkan beliau mau baca tulisan butut ini. Kalau begitu mungkin kepada Paman Otong, penjual pentol SMA saya dulu. Eh jangan! Nanti saya supaya adil juga harus tulis Paman Adul sang juragan rujak, belum lagi Paman Sugi selaku karyawan tempat parkir dan kawan-kawan. Ah sudahlah, supaya singkat, pokoknya kembali ke awal saja, bahwa buku ini untuk siapa saja yang mau membacanya.

Kalaupun setelah melahap buku ini anda merasa tak ada manfaat yang berarti, atau malah lebih banyak mudaratnya ternyata karena hanya menghabiskan waktu anda yang berharga, maka saya mohon maaf. Silakan kirim saran, masukan maupun kritik bahkan sepedas apapun asalkan membangun. Asal jangan kritik iblis saja, sebab saya takut saking pedasnya akan mengiritasi kerongkongan. Kritik singkong? Tentu boleh.

Saya bukan Yang Maha Benar, yang dapat berhak menulis, “buku ini tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya”. Itu adalah hak prerogatif Allah semata. Bila ternyata ada kesalahan yang berarti dan harus diperbaiki dalam tulisan saya, maka tolong segera beritahu saya. Silakan cari kontak saya, lalu hubungi, jelaskan apa yang harus dikoreksi. Kalau perlu ajak bertemu di sebuah rumah makan, supaya suasana lebih kondusif tentu tolong kamu yang bayarkan. Bila anda pun juga tak sanggup melakukan hal-hal di atas, maka cara yang paling simple namun ampuh, adalah doakan saya. Supaya dimudahkan dalam memperbanyak ilmu dengan jalan yang halal dan nantinya digunakan untuk amal shalih.

Oh ya, mungkin anda akan bertanya kenapa buku ini tidak diterbitkan dalam bentuk buku yang sesungguhnya, tapi malah dibuat dalam bentuk e-book free download saja. Banyak alasan untuk itu. Pertama, itu perlu modal. Kedua, saya tak ingin mencemarkan nama baik penerbit yang mau mencetak buku saya kalau terjadi apa-apa. Ketiga, supaya mudah diakses dan dibaca, karena seperti yang saya tulis di atas ini dipersembahkan untuk siapa saja yang mau membacanya. Terutama yang bisa pakai internet. Ini akan memperbesar kemungkinan karya saya akan banyak dibaca orang. Kalau jadi buku dan dipajang di toko buku saja, biasanya lebih susah dibaca karena dibungkus plastik. Keempat, saya takut buku ini jadi best seller. Sebab nanti seperti penulis best seller yang sudah-sudah, saya akan diundang untuk jadi pembicara dalam acara bedah buku saya. Padahal saya masih pikir-pikir, mau jadi dokter bedah atau tidak. Dan alasan terakhir ini mungkin akan mematahkan alasan-alasan di atas. Yaitu: mana ada nanti yang mau beli? :D Tapi tidak menutup kemungkinan juga kalau lagi iseng buku ini benar-benar diterbitkan.

Oh ya (lagi), biasanya di pengantar buku-buku disebutkan apa makna dari buku yang ditulis. Berkarya sebelum kematian adalah tentang bagaimana agar kehidupan kita mampu memberikan pancaran manfaat yang berarti sebelum mati. Karena kita sadar, sejatinya kita semua adalah calon mayat yang di dunia ini cuma numpang lewat. Salah satu pembeda kita satu sama lain adalah apakah kita mampu meninggalkan jejak bermakna sarat dan padat. Maunya sih seperti itu.

Saya pikir saya ini aneh juga. Saya menulis tentang karya, berusaha memotivasi orang agar berkarya padahal sebelumnya tidak punya karya yang berarti. Jadi ini adalah karya pertama saya, yang berbicara tentang mengapa harus berkarya. Semoga pembaca sekalian terinspirasi. Kalau pun tidak, pura-pura sajalah!

Januari 2013

Ahmad Rev

Link download buku ini:
http://www.mediafire.com/view/?0eovrsx5js31z7y
atau
http://www.4shared.com/office/5DAiuDqK/Berkarya_sebelum_kematian.html

.