Pages

Rabu, 17 Maret 2010

Obama Datang!

Yap, sesuai dengan yang diberitakan ditipi-tipi katanya Barrack Husein Obama, presiden Amerika bakal datang berkunjung ke Indonesia tanggal 21 Maret ini. Ada yang bilang tujuannya buat nostalgia-nostalgiaan gitu, soalnya doi pernah sekolah SD di Indonesia waktu kecil sih. Jadinya mungkin pengen ngerasain main ayunan en perosotan lagi di mantan sekolahnya dulu itu kali, hehe. Tapi tujuan utamanya seperti yang diberitakan adalah buat mempererat hubungan Indonesia dengan Amerika, sehingga kerjasama antar kedua negara bisa berlangsung lancar.

But, by the way on the bus way nih

Minggu, 14 Maret 2010

Surat untuk Obama




Kepada Yang Dihormati Antek Pemuja Barat,
Barrack Husein Obama
di Negeri Kapitalis Busuk Amerika Serikat

Surat ini dikirim bukan untuk maksud penjalinan hubungan diplomatik. Bukan pula sebuah penawaran kerja sama ekonomi dan bisnis. Surat ini hanyalah bentuk dari ucapan selamat kepada Anda atas berbagai pencapaian mengagumkan yang sudah Anda raih selama ini.

Pertama, saya ingin mengucapkan selamat atas hadiah Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Anda. Ya, selamat, karena beberapa pidato manis Anda mengenai perbaikan hubungan terhadap negeri-negeri Muslim telah mampu menghipnotis orang-orang yang dangkal pemikirannya, sehingga memberikan penghargaan itu. Hanya dengan sedikit unjuk retorika mereka yang bahkan mengaku sebagai intelektual langsung percaya begitu saja kepada Anda. Padahal apa yang Anda katakan itu jelas hanya omong kosong!

Anda boleh bermanis muka dihadapan sebagian umat Islam, tapi di belahan bumi umat Islam lain Anda menunjukkan wajah bengis Anda secara terang-terangan. Anda sebagai panglima tertinggi negara penjajah AS tak benar-benar menarik pasukan imperialis di Irak dan Afghanistan. Bahkan entah karena lupa dengan janji Anda untuk mengakhiri perang, atau memang iblis yang ada pada diri Anda mulai menampakkan wujudnya, Anda mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan sejumlah 30.000 orang! Anda tambah wilayah ekspansi Anda ke negara muslim lain seperti Pakistan dan Sudan. Entah berapa ribu sudah nyawa kaum Muslimin yang hilang akibat kebiadaban yang Anda lakukan. Hahaha, selamat sekali lagi saya ucapkan, atas Nobel Perdamaian yang Anda terima wahai penjahat perang!

Kedua, selamat atas banyaknya kaum Muslim yang sampai detik ini menjadi penggemar sejati bahkan pemuja Anda. Mereka, yang kebanyakan tak menggunakan akalnya untuk berpikir bahwa begitu banyak saudara-saudaranya dibantai atas instruksi Anda, begitu mengelu-elukan Anda dan menaruh harapannya kepada Anda. Mereka tak sadar, bahwa saudara-saudara mereka di Palestina berurai air mata dan bersimbah darah mengutuk Anda atas dukungan Anda terhadap kebengisan tentara zionis di Gaza yang telah menghabisi lebih dari 1300 nyawa umat muslim.

Memang aneh, entah kenapa mereka seakan-akan tak mendengar jeritan pilu saudara mereka yang telah kehilangan keluarga dan seluruh hartanya, mengabaikannya dan malah mengagung-agungkan Anda. Selamat, Anda dicintai bahkan oleh orang-orang yang saudaranya Anda perangi!

Ketiga, selamat atas penguasa-penguasa Muslim pengkhianat yang selalu setia menjadi abdi Anda. Pengkhianat, karena alih-alih menentang Anda atas segala kebijakan penjajahan Anda, mereka malah mengemis-ngemis agar negara Anda mau menjalin hubungan baik dengan mereka. Pengkhianat, karena merekalah yang menjual sumber daya alam negeri kaum muslimin yang berlimpah dengan harga murah kepada kapitalis dari negeri Anda, sedangkan mereka tak peduli akan rakyatnya hidup melarat dan merana.

Anda pasti tak habis pikir, betapa dangkalnya pemikiran mereka sehingga mau-maunya mengulurkan tangan secara terbuka bahkan mengiba-iba supaya mendapat perhatian dari Anda. Padahal Anda tahu potensi negeri Muslim yang mereka kuasai jika bersatu pasti akan sangat sulit dilawan oleh negara Anda yang katanya adidaya sekalipun.

Keempat, selamat Anda telah berhasil mengambil hati rakyat negara yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam ini. Hanya dengan cerita nostalgia masa lalu bahwa Anda pernah bersekolah di sini, kedatangan Anda begitu dirindukan di Indonesia. Anda memang pintar memainkan perasaan rakyat Indonesia yang mengenal Anda waktu dulu sebagai Barry kecil yang lucu dan menggemaskan. Dan kebanyakan rakyat negeri ini, entah karena pura-pura tak tahu atau tak mau tahu, mengabaikan fakta bahwa Anda yang dewasa jauh berbeda dengan Anda di masa lalu. Anda saat ini bukan lagi Barry kecil yang lucu dan menggemaskan, Anda saat ini adalah Barrack Obama yang garang berlumuran darah umat Islam yang tewas mengenaskan!

Bahkan konyolnya, pejabat mereka membangunkan Anda sebuah patung yang menggambarkan diri Anda sewaktu kecil. Ini bukti bahwa mereka begitu menghormati dan memuja Anda. Padahal Anda siapa, dewa penolong bagi mereka? Hahaha, tinggal menyuruh mereka menyembah patung Anda itu saja, pasti mereka akan melakukannya dengan ikhlas!

Kelima, selamat atas keberhasilan penyebaran paham-paham rusak yang antek-antek Anda laksanakan. Lihat saja, umat Islam sudah enggan bahkan jijik mengambil Islam sebagai jalan hidupnya. Mereka lebih memilih sistem demokrasi busuk sebagai pengatur kehidupan mereka. Mereka senang terhadap konsep kebebasan tanpa batas, gaya hidup hedonis, bahkan mereka menginginkan kebejatan moral dan budaya dari negeri Anda menjadi pola hidup mereka. Selamat, karena dengan begitu umat Islam takkan bisa bangkit dan Anda bakalan makin mudah memperkuat cengkraman penjajahan di negeri-negeri kaum muslim.

Tapi ada hal yang sangat penting yang akan saya sampaikan. Oleh karena itu Anda jangan berpuas hati dan gembira dulu sebelum mengetahui hal ini. Walaupun sepertinya segala persendian umat Islam sudah berhasil Anda kuasai, masih ada gangguan-gangguan yang akan membuat tidur Anda tidak nyenyak karena memikirkannya.

Mereka adalah segolongan umat Islam yang tak langsung percaya dengan senyum manis dan retorika Anda. Mereka tahu bahwa sesungguhnya janji-janji melenakan yang Anda lontarkan itu hanyalah omong kosong. Mereka memahami kenyataan sesungguhnya, bahwa Anda sebagai pimpinan institusi kapitalis terbesar saat ini sampai kapanpun akan terus berupaya menjajah negeri-negeri Islam, baik secara fisik maupun pemikiran dengan berbagai kebijakan luar negeri Anda.

Ketika Anda mempertahankan deklarasi perang melawan terorisme, mereka menjawab bahwa Andalah teroris yang sebenarnya. Hati-hati, karena merekalah yang akan menyingkap wajah asli Anda yang buruk di tengah-tengah kaum Muslim lain yang tak tahu apa-apa. Mereka akan membongkar segala konspirasi busuk yang Anda rancang, membuka kebobrokan ideologi yang Anda emban secara terang-terangan, menyerang pemikiran-pemikiran rusak yang Anda tawarkan seperti liberalisme dan sekularisme lalu berupaya menggantinya dengan pemikiran mereka yang cemerlang.

Anda akan berupaya menghancurkan gerakan mereka dengan mengopinikan bahwa mereka itu radikal, ekstrimis, bahkan teroris sehingga Anda dan antek-antek Anda leluasa memerangi mereka. Namun sayangnya mereka tak bisa dikalahkan dengan cara itu. Sebab jelas sekali bahwa mereka tidak memakai cara kekerasan untuk mengalahkan Anda. Mereka hanya bersenjatakan pemikiran, ideologi yang mereka emban. Mereka percaya sepenuh hati bahwa Allah lah satu-satunya yang pantas dijadikan sebagai penolong, bukannya Anda yang lebih pantas menjadi musuh bersama. Mereka tak akan menyerah sampai Allah mengizinkan kemenangan berada di tangan mereka, hingga akhirnya Anda kalah dan terlempar ke dasar neraka yang paling dalam bersama ideologi busuk Anda.

Jelas sekali, mereka sangat berbahaya bagi Anda! Tapi tenang saja, selama kaum Muslim yang lain tidak sadar dengan yang mereka sampaikan, dan masih berhasil Anda pecah belah dengan pengopinian yang berat sebelah, Anda takkan terancam. Sebab persatuan seluruh umat Islam dalam suatu wadah yang mereka serukan –yang mereka sebut sebagai Khilafah- lah yang menjadi ancaman sesungguhnya bagi Anda. Selama mereka masih tercerai berai, tak percaya akan kekuatan persatuan Islam, Anda masih bisa sesukanya membunuhi saudara-saudara mereka, menguras sumber daya mereka, serta menjadikan penguasa mereka anjing suruhan yang setia mengibas-ngibaskan ekornya di kaki Anda.

Tapi sekali lagi awas, golongan yang memusuhi Anda tersebut takkan pernah diam!

***
Ya, kami takkan pernah diam..
KAMI TAKKAN BERAKHIR
MESKI TELAH HITAM WARNA ANGIN DAN AIR
WALAU TUBUH TERKOYAK BERSAMA SERIBU MARTIL
WALAU TERLEMPARKAN UNTUK SEKIAN KALI LAGI
BELASAN LUKA MEMAR DARAH MENGALIR DARI HIDUNG DAN KEPALA KAMI

Akan kami jadikan ketakutan kalian wahai kaum kuffar, menjadi kenyataan, yaitu tegaknya sistem yang jauh lebih mulia dibanding sistem busuk yang mati-matian kalian pertahankan! Dan sungguh kami takkan rela jika panglima tertinggi pembantai umat Islam menginjakkan kakinya di negeri ini, bahkan disambut dengan senyum sok ramah penguasa yang telah khianat!

Ini Masalah Paradigma, Bung!

Ujian anatomi. Salah satu mata kuliah yang lumayan sulit bagi gue. Selain bahan yang musti dipelajari kadang bejibun, terkadang juga soal ujiannya bisa bikin bingung. Masalahnya ujian anatomi itu bentuknya adalah identifikasi terhadap bagian-bagian tubuh manusia langsung menggunakan preparat (potongan) organ-organ asli manusia. Kedengarannya sih mudah, tinggal hafalin buta aja, kan. Tapi, kalo kita ngafalin dari buku atlas anatomi manusia, baik yang gambarnya ilustrasi maupun asli, ternyata ketika berhadapan langsung dengan organ aslinya bentuknya beda betul. Sehingga dalam identifikasi bagian-bagian dari suatu organ itu gak jarang terjadi perbedaan persepsi bahkan antar kakak asdos (asisten dosen) yang ngajarin kami.

Tapi sesusah-susahnya soal ujian anatomi, kayaknya gak ada yang pernah salah pahamnya separah gue. Waktu itu tema ujiannya tentang saluran pencernaan manusia, yang mana organ yang musti dipelajari itu mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus hingga anus. Weks, lumayan banyak bahannya, belum lagi ditambah beberapa organ seperti hati en macam-macam kelenjar yang memudahkan pencernaan.

Dan waktu itu tiba. Nomor absen gue dipanggil bersama-sama sobat lain yang satu shift untuk memasuki ruang ujian, tempat kami biasa praktikum anatomi. Dengan gagah berani dan sikap yang sok meyakinkan (padahal persiapan gue seadanya waktu itu) gue melangkah dengan pasti menuju lokasi. Benar-benar saat yang menegangkan, gue mulai berhadapan dengan soal ujian satu persatu sesuai organ yang disediakan. Beberapa berhasil gue jawab dengan mudah, alhamdulillah. Namun suatu ketika, gue tertegun dan ternganga bengong memandang suatu organ yang rasanya belum pernah gue lihat (mungkin pernah diajarin asdos tapi guenya yang lupa, hehe).

Potongan organ itu punya rambut-rambut aneh di satu sisinya. Menurut persepsi gue, ini pasti potongan membujur kepala manusia, soalnya rambut-rambut itu rada mirip sama janggut teman seperjuangan gue (yang ngerasa jangan tersinggung, hahaa..). Sebuah jarum pentul tertancap pada daerah mirip suatu rongga, en sebuah kertas berisikan pertanyaan tergeletak di samping organ itu. Kalo gak salah bunyi pertanyaannya gini: “Organ apa yang ditunjuk?” (baca dengan irama guru TK yang sedang ngajarin muridnya).

Senyum simpul penuh kemenangan tersungging dari bibir gue yang pucat kayak mayat. Dan dengan ucapan bismillah, tanpa beban gue goreskan pulpen gue pada lembar jawaban ujian sebuah jawaban, yaitu: ‘cavitas oris’, rongga mulut! Jenius, bener-bener analisis tingkat tinggi! Padahal tuh soal kayaknya lumayan sulit. “Hahaha, mohon maaf Pak Dosen yang bikin soal, anda gagal menipu saya,” teriak gue dalam hati.

Lalu ujian berakhir en dengan wajah yang berseri-seri kayak iklan orang yang pake pemutih wajah gue meninggalkan ruang ujian. Yes, berhasil, berhasil hore! We did it! (Maklum dulu gue sempat ngefans berat sama Dora the Explorer tapi sekarang udah tobat kok). Gue nyamperin sohib-sohib yang lagi ribut ngebahas soal ujian tadi, sebagian ada yang jingkrak-jingkrak soalnya tadi jawabannya bener kata temannya, sebagian ada yang nyesel kayak kemalingan ayam kesayangan soalnya jawaban dia kata temannya salah, en sebagian lagi debat kayak waktu sidang pansus century karena perbedaan jawaban en masing-masing ngerasa kalo dirinya yang bener.

Terbersit dalam pikiran gue buat ngebahas soal yang agak membingungkan gue tadi, maka gue pun melontarkan pertanyaan pada seorang sahabat. “Eh, waktu soal yang itu tadi apa jawaban kamu?” Beliau dengan bijak en merdu menyahut, “Oh, itu ya. Aku juga agak bingung tadi, tapi itu jelas jawabannya ‘rectum’”. Kawan-kawan yang lain membenarkan, “Betul, jelas banget itu kok tadi.” Gue terpana gak percaya apa yang barusan gue dengar. Rectum itu bahasa terminologis anatomi yang artinya ‘saluran tinja sebelum anus’. Jelas, gak ada deket-deketnya sama sekali dengan rongga mulut. Makan apa gue kemaren, kok bisa keracunan sampai salah ngejawab soal seancur ini? Gubrakkkk!!!

Gak bisa dibayangin coba! Rongga mulut, sama saluran tinja dekat anus. Bagai langit dan bumi, tauk! Jauh banget! Gue ketipu, asli. Rambut yang gue pikir janggut itu pasti sebenernya cuma rambut yang tumbuh pada organ reproduksi deket anus. Lalu gue mikir, gimana yak kalo dosen pengujinya ngelihat jawaban gue yang luar biasa konyol itu. Ada beberapa opsi: (a) Terpingkal-pingkal sambil megangin perut karena gak percaya ada mahasiswa yang punya jawaban sebego itu. (b) “Ini pasti ngolok-ngolok saya,” kata sang dosen murka. (c) “Hmm, patut dipertimbangkan juga kalo ternyata kepala itu mirip pantat,” pikir pak Dosen manggut-manggut.

Ah sudahlah, pikir gue. Yang lalu biarlah berlalu. Gue pun dengan gontai berjalan ke parkiran buat ngambil motor untuk pulang ke rumah, dengan membawa pengalaman pahit yang barusan gue alami tadi. Tragis!

***
Apa inti masalah yang bisa dipahami dari cerita tadi? Ini masalah paradigma atau cara pandang, pren. Suatu hal yang sama bila dipandang dari sudut en cara pandang yang beda bisa menghasilkan persepsi yang berbeda pula. Sehingga perlakuan terhadap hal itu tadi juga berbeda.

Contohnya kayak tadi, gue memandang organ tersebut rongga mulut karena menganggap rambut-rambut disekitarnya tadi sebagai janggut, sedangkan kebanyakan orang memandang bahwa jelas-jelas organ itu rectum. Padahal organnya sama, namun cara pandang kami beda-beda, en emang gue ternyata salah sedangkan sohib-sohib gue tadi benar, soalnya itu sesuai dengan atlas anatomi yang jadi acuan mahasiswa kedokteran.

Nah begitu juga dalam kehidupan kita, kadang kita memandang suatu hal atau perbuatan dengan cara pandang yang beda-beda. Namanya juga manusia, akalnya terbatas sehingga untuk menyikapi suatu hal yang sama aja sering kali terdapat perselisihan antar manusia yang satu dengan yang lainnya. Ada yang bilang kalo pacaran itu gak baik, ada yang bilang itu malah bagus. Ada yang berpendapat nutup aurat itu wajib, ada yang berkilah pake jilbab itu ribet. Dan lain sebagainya.

Gimana kita bisa tau yang mana yang bener? Kita musti punya patokan atau standar atau suatu tolak ukur yang terjamin kebenarannya. Sehingga dengan standar itu tadi kita dapat menilai apa yang bener en apa yang salah. Kalo dalam mata kuliah anatomi kita mengenal adanya atlas anatomi sebagai standar acuan kita dalam mengidentifikasi nama dari berbagai bagian-bagian organ.

Begitu juga dalam kehidupan nyata. Pencipta kita, Allah ta’ala telah menurunkan kepada kita seperangkat peraturan sebagai standar baku buat manusia. Itulah syari’at Islam yang bersifat komprehensif. Dengan mengacu pada al-Qur’an dan Hadits, kita dapat menentukan mana perbuatan yang benar en mana yang salah. Mendekati zina itu salah, karena udah jelas itu dilarang seperti yang tertulis dalam al-Israa ayat 32. Pake jilbab itu wajib mutlak kebenarannya seperti yang diperintahkan dalam surah al-Ahzab ayat 59 dan an-Nuur ayat 31. Berhukum selain hukum Allah itu salah karena seperti yang disebutkan pada surah al-Maidah ayat 44, 45 dan 47 bahwa ”Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir, fasik, zalim.”

Sayangnya saat ini standar baku tersebut udah mulai ditinggalkan. Ini karena paradigma kita terhadap Islam dicemari oleh paradigma-paradigma lain yang merusak. Cara pandang sekular en liberal (serba bebas) yang asalnya dari Barat telah banyak mempengaruhi cara pandang seorang Muslim bahkan terhadap aturan Islam itu sendiri. Akhirnya aturan Islam yang sebenernya indah, mulia en bikin sejahtera malah dianggap kuno en ’mengerikan’.

Islam itu indah. Ia mengajarkan kasih sayang en persaudaraan melalui ikatan akidah. Islam itu mulia. Ia mengatur segala perbuatan kita supaya kita gak terjerumus ke dalam perbuatan hina cuma karena menurutkan hawa nafsu belaka. En jelas Islam itu bikin sejahtera. Ingat cerita rakyatnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang gak mau lagi nerima zakat karena merasa udah hidup berkecukupan kan? Itu cuma sebagian contoh kecil aja, Bung!

Liat aja contoh konkritnya ketika aturan Islam disepelekan en ditinggalkan. Gak ada lagi perdamaian en persaudaraan, rasa individualisme semakin menjadi-jadi. Berbagai kerusakan, kriminalitas, degradasi moral dan sebagainya mengalami peningkatan. Umat Islam banyak yang miskin, melarat dan terjajah dalam segala aspek kehidupan.

Maka dari itu, luruskan cara pandang kita kawan, dengan mengenali Islam lebih dekat dan dalam. Sehingga akan kita pahami bahwa Islam itu adalah suatu kecemerlangan pikiran dalam segala hal dan semua aspek kehidupan.

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (TQS Al-Maidah ayat 48)

.