Pages

Minggu, 04 September 2011

Pertandingan Belum Berakhir

Berbangga diri karena merasa telah berada di atas angin, merasa lebih dekat dengan kemenangan sementara hasil akhir belum ditentukan bukanlah hal yang baik. Hal itu berbeda dengan rasa optimis. Di salah satu laga pamungkas perebutan piala champion Eropa, klub bola sebesar AC Milan telah pernah merasakannya. Unggul 3-0 di babak pertama, entah kenapa di babak kedua pasukan merah yang dipimpin Steven Gerrard mampu menyamakan kedudukan dan, dengan dramatis ketika adu penalti usai dilangsungkan akhirnya malah pasukan Rossoneri lah yang meninggalkan lapangan dengan kepala tertunduk penuh sesal.

Begitu pun harusnya orang-orang yang tengah berjuang mengubah peradaban. Optimis adalah hal yang positif, ketika janji kemenangan itu niscaya dan peradaban musuh sedang merintih meregang nyawa. Namun ketika menetapi jalan yang tak biasa ini kita merasa lebih tinggi, bahkan tanpa berusaha terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas plus kuantitas perjuangan -sebagai tuntutan kaidah kausalitas, yang juga tuntutan syara- maka akan sangat menyakitkan jika peringatan atau cobaan yang keras datang. Dan bisa jadi semangat yang berkobar di awal menjadi padam seketika.

Seperti juga halnya, ketika suatu saat si Bejo yang dikenal jidatnya hitam bukan karena sejenis dermatitis dan celetukannya tak jauh dari kata "Masya Allah, alhamduliLlah, astaghfiruLlah, dsb" terbersit dalam benaknya bahwa "hmm syukur gue kagak kayak si Bakri yang kerjanya cuma main game, gonta-ganti pacar en ngabisin waktu sia-sia..". Ternyata pas sudah di alam sana, malah Bakri yang selamat, sehingga dalam perjalanannya memasuki jannatu 'Adn Bakri melongo tatkala melihat nasib Bejo yang diseret paksa malaikat pegawai neraka. Bakri pun hanya bisa berucap "Kenapa sih lu jadi kayak gini jo?"

Oke, ada yang bilang kualitas cerita memang ditentukan dari akhirnya. Sayang kehidupan kita bukanlah sebuah cerpen yang kita karang, yang bisa kita perkirakan bahkan kita tentukan sendiri endingnya, sehingga di sana kita mampu menutup cerita dengan diksi dan cara yang luar biasa. Tak ada pilihan untuk mencapai keberhasilan dalam perjuangan dan hidup, selain mengkonstankan bahkan menggradasikan intensitas tindakan yang benar, hingga 'peluit panjang telah terdengar.'

Malaria Falciparum


Anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa orangtuanya ke rumah sakit dengan keluhan utama keringat dingin dan demam tinggi tiap hari selama 4 hari. Orangtuanya mengatakan ketika demam turun, pasien menjadi basah karena keringat dan merasa kehausan. Orangtuanya juga melaporkan adanya diare, mual, dan sakit perut. Saat pemeriksaan pasien didapatkan pasien mengalami letargi dan susah bangun. Kejang umum terjadi saat di unit gawat darurat.
Keluarga pasien berimigrasi ke Amerika Serikat dari Afrika Barat 3 minggu sebelum onset penyakit sekarang.

PEMERIKSAAN FISIK
-Suhu 40 C, denyut nadi 140/menit, nafas 28/menit, tekanan darah 82/40 mmHg
-Kurus, paling tidak masih responsif terhadap perintah verbal. Pupil reaktif dan leher lunglai. Konjungtiva pucat dan pemeriksaan abdomen menunjukkan adanya hepatosplenomegali.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah
Hematokrit: 18%
Leukosit: 16,3/µL
Diferensial: PMN 50%, Bands 20%, limfosit 15%
Platelet: 42.000/µL

IMAGING
CT scan normal

Kamis, 01 September 2011

Maaf

Mohon maaf lahir batin
Maaf atas segala khilaf baik disengaja ataupun tidak.

Dan maaf, karena kali ini saya sedang tak ingin diganggu. Biarlah saya beristirahat, menyelami dunia saya sendiri. Memperbanyak waktu untuk merenung yang bukan melamun. Mengumpulkan lagi pundi-pundi energi. Untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti.

Maaf, sekali lagi maaf.

.