Pages

Sabtu, 25 Februari 2012

Bibit-Bibit Korupsi


Semua orang di negeri ini, dari masyarakat sampai pejabat bahkan yang panuan sekalipun, pasti sepakat kalau korupsi yang tengah melanda Indonesia sudah sangat kronis. Stadium akhir malah, karena telah bermetastasis ke organ vital bangsa seperti DPR, lembaga peradilan, hingga penegak hukum. Dan kalau dulu di orde baru korupsi sifatnya sentralistik, artinya hanya muter-muter di pemerintah pusat saja, sekarang di bagian-bagian perifer penjuru Indonesia korupsi sudah menjadi fakta yang akrab.

Badan pemerintahan, koperasi, rumah sakit, wisma atlet, puskesmas, sekolah, universitas dan berbagai kedinasan serta badan organisasi lain pun menjadi sasaran, kecuali warung kopi (entahlah). Banyak pula kasus-kasus yang masih mengambang belum terselesaikan, dan belum lagi tenggelam muncul lagi kasus-kasus baru yang menggemaskan.

Lantas, bagaimana prognosisnya? Apakah kita hanya bisa berpasrah pada keadaan, menunggu saja hingga bangsa ini hancur digerogoti keganasan bernama korupsi itu? Atau kita cuma duduk menongkrongi dagelan semisal Indonesia Lawyers Club (yang bagi saya terkadang lebih lucu daripada overa van java itu), sembari menyeruput teh dan tersenyum kecut? Atau kita apatis saja, dan malah mengasyikkan diri dengan berbagai konser musik dan lomba futsal daripada ikut pusing? Yeah mahasiswa!

Jumat, 03 Februari 2012

Maniak atau Yang Sejati

Jelas sekali kata revolusi bukan lagi menjadi hal yang tabu belakangan. Kita sama-sama tahu, 2011 yang lalu seluruh dunia ramai dengannya, tatkala perlawanan rakyat arab menggelombang di berbagai negeri yang dikuasai tirani dengan birokrasi penuh korupsi. Kemuakan Bouazizi yang nekat (dan konyol, bagi saya) membakar dirinya seakan menjadi agitator tunggal. Sebenarnya tidak juga, karena rakyat pun sudah keburu muak dengan keterpurukan.

Buruh yang berdemonstrasi, hingga pengamat di televisi ketika berdiskusi masalah Mesuji pun dengan semangat tinggi tak sungkan menyebut revolusi. Dan yang paling membanggakan, adalah gelombang unjuk rasa anti kapitalisme yang menyeruak di belahan bumi, yang hebatnya berawal dari negeri biang kapitalis itu sendiri. Mereka juga ingin revolusi. Maka benarlah bahwasanya demam revolusi tengah menggurita, menjadi semacam pandemik yang terus menulari satu persatu regio dunia. Baik suka maupun tak suka, baik hanya sebatas wacana hingga menjadi paradigma wajib bagi pergerakan massa.

Saya pribadi, adalah orang yang tertarik dengan revolusi. Bahkan merindukannya. Mungkin kamu juga. Namun yang perlu dicatat adalah revolusi bukan sekadar sesuatu yang an sich dan asyik. Sungguh, saya tergugah dengan satu kalimat yang ditulis seseorang di dunia maya. Yang isinya kurang lebih begini: ada perbedaan yang mendasar antara revolusioner sejati dengan maniak revolusi.

.