Pages

Sabtu, 17 Maret 2012

Reportase Aksi Damai GP Kalsel Menolak Kenaikan Harga BBM

Kebijakan rezim neoliberal menaikkan harga BBM terus menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Kali ini di Banjarmasin (15/3), sekitar 150 lebih mahasiswa yang dikoordinir oleh Gerakan Mahasiswa Pembebasan PW Kalsel melakukan aksi penolakan terhadap keputusan tersebut. Peserta aksi bertemakan ‘BBM Naik, Cara Rezim Neolib SBY Korupsi’ ini berdatangan dari berbagai kampus se-Kota Banjarmasin-Banjarbaru, seperti Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Universitas Islam Kalimantan (Uniska), IAIN Antasari, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) PGRI, Politeknik Negeri Banjarmasin dan lain-lain.

Para mahasiswa yang kebanyakan berpakaian rapi mengenakan almameter itu terlihat begitu bersemangat meneriakkan yel-yel yang dipandu oleh MC. Tentu antusiasme mereka muncul bukan hanya karena mereka juga adalah bagian dari masyarakat yang akan terkena dampak kenaikan harga BBM. Lebih dari itu, mereka juga meyakini aksi ini merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT. Sebab aksi ini adalah pengejawantahan kepedulian terhadap
masyarakat yang terzalimi akibat kenaikan harga BBM, koreksi terhadap penguasa yang lebih mendahulukan kepentingan asing dalam kebijakannya, serta penyuaraan penegakkan syari’ah Islam sebagai solusi tuntas masalah ini.

Sebelum aksi dimulai pada pukul 16.30 WITA, dilakukan pembacaan kalam Ilahi terlebih dulu. Setelah itu massa mulai merangsek maju. Barisan peserta yang rapi memulai aksinya dari depan gerbang Masjid Raya Sabilal Muhtadin, lalu menyusuri jalan hingga menuju simpang empat besar Kantor Pos Banjarmasin, tempat dimana orasi dilakukan. Ucapan takbir seringkali terdengar membelah keramaian lalu lintas jalan yang dilalui sebagai rute aksi.

Ada lima orasi yang disampaikan oleh lima mahasiswa dari berbagai kampus. Orasi pertama disampaikan oleh Rahmi Hidayat dari Poliban, dengan tema kenaikan harga BBM sebagai politik tipu-tipu ala pemerintah. Tohir dari IAIN Antasari mengulas konsep Islam dalam mengatur dan mengelola SDA, dalam hal ini BBM. Kebobrokan kapitalisme dalam mengatur pengelolaan SDA diungkap dalam orasi Agus Riyadi mahasiswa Unlam Banjarbaru. Sedangkan Rahman dari STKIP PGRI Banjarmasin menyampaikan pencabutan subsidi BBM dan Liberalisasi Migas sarat dengan kepentingan asing.

Terakhir, Akbar Laksana dari Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus Kalsel menegaskan dalam orasinya, bahwa aksi ini dilakukan bukan untuk sekedar menolak kenaikan harga BBM. Tetapi juga untuk menyuarakan pengaturan sumber daya alam berdasarkan aturan Allah SWT. “Selama negeri ini menganut kapitalisme, maka rakyat Indonesia takkan pernah sejahtera karena sumber energi akan terus dikuasai oleh pihak swasta. Padahal RasuluLlah bersabda bahwasanya kaum muslim berserikat dalam 3 hal yaitu air, api dan padang yang luas. Api yang konteksnya adalah sumber daya alam yang menghasilkan sumber energi, itu tidak boleh dimiliki individu atau swasta, tetapi harus dikembalikan kepada rakyat!” Tandasnya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap Gerakan Mahasiswa Pembebasan oleh Ketua Gema Pembebasan PW Kalsel Ahmad Adityawarman. Salah satu isinya adalah menyerukan kepada umat Islam untuk berjuang menegakkan Khilafah sehingga akan terwujud kehidupan Islam yang menjamin kesejahteraan umat termasuk dengan pengelolaan sumber daya alam sesuai syari’ah Islam.

Setelah pembacaan doa dan penutup, massa kembali bergerak menuju titik awal aksi di depan Masjid Raya, kemudian bubar menandai berakhirnya aksi pada pukul 18.10. Kegiatan secara keseluruhan berlangsung lancar dan tertib. (aa)


0 komentar:

Posting Komentar

.