Pages

Jumat, 27 April 2012

Sedikit tentang Perlawanan dan Harapan

Kepalan tanganku terlampau kecil untuk menggampar kapitalisme hingga terkapar. Maka kawan, aku bersyukur kita masih bersama di sini, melakukan perlawanan.

DIAM tatkala kita tahu dan harusnya menyampaikan dan melakukan kebenaran merupakan keLEMAHan. Dan jika setiap kata yang kuucapkan akan mampu meLEMAHkan perLAWANan, maka aku lebih memilih DIAM.

Seorang saudara di dunia maya pernah menceritakan bunga tidurnya, di mana di sana ia masih mampu tersenyum sebelum mati dihukum pancung. Sementara aku pernah bermimpi Khilafah Islam telah berhasil ditegakkan, secara damai tanpa pertumpahan darah, pendeklarasiannya disiarkan secara live di televisi, dan aku tak kuasa menahan tangis haru kala itu.

Selanjutnya aku ingin bermimpi, di mana aku berpamitan untuk terakhir kalinya dengan orang-orang yang kusayang. Sebelum beranjak pergi kutatap satu per satu mereka, lalu aku pun tersenyum bahagia yang mungkin takkan pernah lagi mereka lihat setelahnya. Aku segera bergegas, menuju medan jihad.

seorang hamba yang faqir lagi hina

0 komentar:

Posting Komentar

.