Pages

Senin, 03 Desember 2012

Praise


Seorang bapak baru datang, duduk disampingku tatkala matahari tengah tinggi dan aku menunggu seorang teman untuk kepentingan penelitian KTI. Aku bernaung di pelatar rumah sakit terbesar di Kalimantan Selatan sembari sesekali melirik waktu yang terus berjalan di layar handphone. Menunggu dan diam memang membosankan, mungkin itulah kenapa waktu tak pernah berkompromi menunggu kita untuk berhenti. Ia terus bergerak dan berjalan, bertambah besarannya yang bagi kita sebenarnya adalah berkurang.

Mencoba menikam sepi, aku coba menyapa bapak yang tadi meski pada dasarnya aku kurang pandai berbasa-basi.

"Sedang menunggu siapa Pak?"

Dari taksiran seadanya sepertinya usia beliau berkisar 40-50an. Dan beliau menjawab

"Aku mau cuci darah ini. Tapi masih menunggu anakku."

Sempat tertegun sebentar, aku melanjutkan percakapan,
 "Oh.. Sudah berapa lama pian cuci darahnya?"

Aku tak menyangka, beliau yang kelihatannya masih sehat ini ternyata mengalami kerusakan ginjal yang mengharuskan darahnya dicuci. Tentu bukan dengan disikat atau dilumuri sabun mandi. Tapi melalui proses hemodialisis, mengalirkan darah ke suatu alat untuk membuang zat-zat racun yang beredar dalam darah. Proses ini menggantikan fungsi ginjal sesungguhnya, yang memfiltrasi berliter-liter darah kita setiap waktu.

"Sudah satu bulan ini. -Menghela nafas- Malam tadi aku sudah hampir mati dek."
 Kamu tahu aku harus apa kan waktu mendengar ini? Iya, kaget.

"Kenapa pak?"
"Iya, hampir mati. Keluargaku sudah pada menangis. Aku gak bisa tidur, gak bisa nafas. Akhirnya saudaraku manggil perawat. Dikasih masker buat nafas."

"Ooohh..."

"Sebenarnya aku ini sudah siap aja kalau mati.."

Bapak itu diam. aku juga. Cukup lama hening sampai kemudian dilanjut oleh sang bapak.

"Pokoknya kamu, jangan sampai lah sakitnya kena ginjal. Jangan sampai, jangan sampai.."

"Iya Pak. Tapi sebentar lagi Ramadhan Pak. Insya Allah masih bisa bapak manfaatkan sebaik-baiknya."
Cuma itu yang bisa kukatakan. Dan bapak itu mengangguk, sebelum kemudian anaknya datang. Lalu mereka pergi, meninggalkan aku yang tertegun lagi.

Terima kasih bapak, karena telah mengajariku tentang keharusan kita untuk bersyukur. Iya, bersyukur bukan hanya ketika kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Namun harus selalu, setiap mengingat apa yang kamu butuhkan ternyata telah disediakan oleh-Nya secara gratis. Telah Allah SWT pinjamkan, untuk kemudian sewaktu-waktu Dia ambil.

Bersyukur itu bukan hanya seperti kata orang, mengeluh hanya punya sepatu yang usang, namun seketika jadi bersyukur saat melihat orang cacat tanpa kaki yang melintas di hadapan." Dalam keadaan yang sulit pun, masih banyak hal yang bisa kita syukuri. Termasuk, kita bersyukur karena kita masih bisa bersyukur. Sampaikan ini pada Pidi Baiq, dia akan tersenyum.

Dibalik syukur itu pula sebenarnya terdapat kebahagiaan. Iya, kita bersyukur bukan hanya karena kita bahagia, tapi kita bersyukur agar menjadi bahagia. Maafkan aku Bapak, karena ketidakpandaianku dalam berbasa-basi membuatku lupa menyampaikan ini,

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, ia bersabar dan itu merupakan kebaikan pula baginya." (HR. Muslim)an kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

0 komentar:

Posting Komentar

.