Pages

Senin, 25 Mei 2015

Statin Dikaitkan dengan Diabetes dan Komplikasinya pada Dewasa Sehat

Penggunaan statin untuk pencegahan primer penyakit kardiovaskular pada orang dewasa yang sehat telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, komplikasi diabetes, dan kelebihan berat badan / obesitas dalam penelitian kohort retrospektif baru yang meneliti individu-individu dalam database selama rata-rata 6,5 tahun.
"Peningkatan risiko diabetes akibat statin sudah diketahui secara umum, namun peningkatan risiko komplikasi diabetes belum dijelaskan sebelumnya," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Ishak Mansi, MD, dari departemen kedokteran, Veterans Affairs (VA) North Texas Health System, Dallas.
Mereka melaporkan temuan mereka dalam Journal of General Internal Medicine dan menyatakan bahwa ini adalah salah satu data pertama yang menunjukkan hubungan antara statin dan diabetes dalam kelompok orang yang relatif sehat.
"Risiko diabetes akibat penggunaan statin telah diketahui, tapi sampai sekarang hal tersebut dianggap karena fakta bahwa orang-orang yang diberi resep statin memiliki risiko medis yang lebih besar untuk mengalami diabetes," kata Dr Mansi dalam sebuah pernyataan VA.

Tetapi penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menentukan risiko/manfaat karena ketiadaan informasi yang berkaitan dengan berbagai parameter kardiovaskular. Oleh karena itu mereka menekankan perlunya penelitian lebih lanjut - termasuk studi terkontrol acak untuk waktu yang lama dan studi prospektif skala besar - untuk mengembangkan penilaian risiko/manfaat yang lebih lengkap dari penggunaan statin untuk pencegahan primer.
Alvin C Powers, MD, direktur divisi diabetes, endokrinologi dan metabolisme, di Vanderbilt University School of Medicine, Nashville, Tennessee, mengatakan: "Saya pikir rasio risiko / manfaat pada orang dengan diabetes dan statin tetap sama seperti sebelumnya, dan rekomendasi American Diabetes Association masih relevan."
"[Penelitian itu] mengonfirmasi peningkatan risiko untuk diabetes, dan dalam kasus ini, terdapat komplikasi diabetes yang lebih banyak dalam kelompok pengguna statin, tetapi tidak jelas apakah itu diakibatkan oleh statin atau hanya populasi pasien," ujarnya kepada Medscape Medical News.
Namun, penulis penelitian terbaru lain, yang melaporkan bahwa risiko terbesar belum terlihat untuk diabetes dengan penggunaan statin, Markku Laakso, MD, dari University of Eastern Finland dan Kuopio University, telah memperingatkan apabila mempertimbangkan statin digunakan dalam pencegahan primer.
"Statin tidak dimaksudkan untuk menjadi pengobatan bagi semua orang. Terutama pada wanita, yang berada pada risiko yang lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, mungkin kita harus lebih berhati-hati ketika kita memulai pengobatan statin, kan?" katanya pada bulan Maret, ketika hasil penelitiannya diterbitkan.
Hubungan Dosis dan Respon Ditemukan
Penggunaan statin telah lama dikaitkan dengan peningkatan kejadian diabetes, tetapi dokter selalu menyatakan bahwa manfaat penggunaan statin lebih besar daripada risiko ini, terutama pada populasi pencegahan sekunder, mengingat efek yang kuat dari statin dalam mengurangi risiko kardiovaskular.
Namun data tentang efek jangka panjang dari hubungan ini pada populasi-pencegahan primer sangat terbatas, ucap Dr Mansi dan rekannya. Dan hubungan antara penggunaan statin dan komplikasi diabetes belum dipelajari secara memadai pada individu tersebut.
Mereka mengidentifikasi penerima bantuan TRICARE yang dievaluasi antara 1 Oktober 2003 dan 1 Maret 2012 dan membagi para individu menjadi kelompok pengguna statin dan sekelompok non pengguna; sekitar 75% dari resep statin adalah simvastatin.
Para peneliti mengeksklusi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, diabetes, atau penyakit kronis yang mengakibatkan keterbatasan pada awal penelitian dan menggunakan 42 karakteristik dasar untuk menghasilkan skor kecenderungan untuk mencocokkan pengguna statin dan non pengguna.
Dari total 25.970 orang dewasa yang sehat, skor kecenderungan para peneliti mencocokkan 3351 pengguna statin dan 3351 non pengguna.
Proporsi keseluruhan pasien yang mengalami diabetes selama periode follow-up adalah sekitar 14%, yang serupa dengan tren nasional baru-baru ini, ucap para peneliti.
Setelah penyesuaian untuk faktor pembaur - termasuk fakta bahwa pengguna statin memiliki lebih banyak kunjungan terhadap penyedia layanan kesehatan daripada non pengguna - mereka yang mengambil statin masih memiliki risiko 85% lebih tinggi terkena diabetes onset baru (rasio odds [OR], 1,85) dan risiko lebih dari dua kali lipat mengalami diabetes dengan komplikasi (OR, 2,53), serta peningkatan kelebihan berat badan / obesitas (OR, 1,12) dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan statin.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terapi statin intensitas tinggi dikaitkan dengan risiko tertinggi diabetes, komplikasi diabetes, dan kelebihan berat badan / obesitas (OR adjusted 2,55, 3,68, dan 1,58, masing-masing), sehingga menunjukkan hubungan dosis dengan respon.
Studi pertama yang Menampilkan Risiko Komplikasi Diabetes
Penggunaan statin dikaitkan dengan "risiko yang sangat tinggi untuk komplikasi diabetes," kata Dr Mansi, menambahkan, "Ini tidak pernah ditampilkan sebelumnya."
"Temuan kami perlu dikonfirmasi oleh penelitian lain, karena mereka mungkin memiliki implikasi yang signifikan,"
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ekstrapolasi informasi dari pasien yang dipilih secara hati-hati pada studi terkontrol acak jangka pendek untuk beberapa dekade penggunaan statin dalam pencegahan primer mungkin tidak sesuai.
"Selain itu, efek statin pada komorbiditas keseluruhan, tidak hanya morbiditas kardiovaskular, perlu menjadi bagian dari penilaian risiko / manfaat," mereka menambahkan.
Selain mengharapkan penelitian lebih lanjut, Dr Mansi mengatakan ia berharap hasilnya akan membantu menginformasikan kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan tentang risiko dan manfaat statin.
"Saya sendiri sangat percaya bahwa obat ini sangat berharga bagi pasien bila ada indikasi yang jelas dan tegas bagi mereka," katanya. "Tapi mengetahui risiko dapat memotivasi pasien untuk berhenti merokok, daripada menelan tablet, atau untuk menurunkan berat badan dan olahraga. Idealnya, lebih baik membuat perubahan-perubahan gaya hidup dan menghindari menggunakan statin jika mungkin."

Disarikan dari J Gen Intern Med. Dipublikasikan online pada 28 April 2015. Abstract
Diterjemahkan dari Medscape Medical News

0 komentar:

Posting Komentar

.