Pages

Jumat, 04 Juni 2010

...





“Sebenarnya, para relawan dari Kapal Mavi Marmara itu telah berhasil melaksanakan misinya..” ucap seorang sobat. Apa? Saya berpikir sebentar. Bukankah kapal yang mengangkut relawan relawan dari berbagai Negara itu gagal sampai ke tujuan mereka? Bukankah bantuan yang ingin diberikan ke Gaza pun malah tak jadi diantarkan, karena mereka keburu dicegat oleh tentara Israel biadab itu? Dan mereka akhirnya dilarang masuk juga ke Jalur Gaza.

“Sebelum kejadian ini, keadaan rakyat Palestina di sana hampir-hampir terlupakan oleh dunia. Insiden Mavi Marmara berhasil membuka mata dunia bahwa persoalan di Gaza belum selesai. Para aktivis itu mungkin ingin mengingatkan kita semua..” Hmm.. Saya rasa kata-katanya benar juga. Kita semua rasanya hampir melupakan nasib saudara-saudara kita di Gaza. Kita takkan lupa, pembantaian pada 2009 lalu yang memakan ribuan korban bahkan setengahnya perempuan dan anak-anak. Kita ingat bagaimana kita turun ke jalan-jalan, mengepalkan tengan sembari menyerukan “Ganyang Israel”, di kelas-kelas kita menyanyikan tembang We Will Not Go Down-nya Michael Heart, sambil mengutuk bangsa babi dan kera itu.

Namun waktu terus berlalu, aktivitas-aktivitas harian membawa kita kembali ke dunia rutinitas seperti sebelumnya membuat kita tersibukkan oleh itu. Mungkin masih ada yang begitu memperhatikan bagaimana nasib rakyat Gaza selanjutnya, namun sepertinya sebagian besar tidak. Sebelum peristiwa Mavi Marmara, ada ratusan ribu manusia yang seakidah dengan kita terkurung oleh tembok setinggi 10 meter, tanpa adanya pasokan makanan dan energi (termasuk air dan listrik). Ribuan orang terancam mati kelaparan, sementara korban-korban luka hasil penyerangan Israel kita tak tahu nasibnya bagaimana dalam keadaan begini. Kita juga tak tahu, apakah tentara-tentara Israel tiap harinya cuma mendiamkan mereka, atau melakukan pelanggaran kemanusiaan lainnya di sana.

Tembok perbatasan Mesir-Gaza itu mengisolir para penduduk Gaza seakan mengurung hewan dalam sangkarnya saja. APA YANG DIPIKIRKAN PEMERINTAH MESIR YANG NOTABENE PENGUASA ISLAM ITU, SEHINGGA MEREKA DENGAN KEJINYA MELAKUKAN INI? TAK TAHUKAH MEREKA BAHWA YANG MEREKA KURUNG ITU SAUDARA MEREKA HAH??? WOI ULAMA DAN MUFTI AL AZHAR! APA YANG KALIAN PIKIRKAN SEHINGGA KALIAN MENGELUARKAN FATWA HALAL ATAS ITU? MEMANGNYA KALIAN DIBAYAR BERAPA DAN DIANCAM SEPERTI APA?? KALIAN LEBIH TAHU, KAN BAHWA GANJARAN DARI ALLAH SWT JAUH LEBIH DAHSYAT DARI SEMUA ITU??!!

***

19 orang tewas dan puluhan luka-luka. APA SALAH MEREKA?? Mereka hanya orang-orang yang masih memiliki rasa sebagai manusia, rasa yang tidak dimiliki lagi oleh tentara-tentara Israel beserta pejabatnya. BINATANG. Para relawan itu hanya membawa bantuan kemanusiaan, tak ada senjata dan amunisi yang berbahaya. TAPI TETAP SAJA PARA BINATANG ITU MENYERANG MEREKA TANPA AMPUN! MEREKA BERONDONGKAN PELURU KE ARAH PARA RELAWAN TERSEBUT, HINGGA BERGELIMANGAN DARAH DAN TEWAS! ZIONIS PENGECUT!!!

***

Jangan sok pedulilah, urus urusan sendiri dululah, perbaiki diri sendiri dululah, alasan yang memuakkan itu selalu jadi tameng untuk tidak memperhatikan nasib kaum muslimin.

Saya hampir-hampir putus asa, bahkan seandainya putus asa itu diperbolehkan, mungkin sejak dulu saya telah putus asa. Betapa tidak? TAK ADA SESUATU YANG BERARTI YANG BISA KITA LAKUKAN DI SINI! Mengecam, mengutuk dan membuat artikel seperti ini dan mempostingnya di situs milik Yahudi ini? Yah, paling cuma itu! Ingin berjihad ke sana dengan persiapan seadanya? Bahkan penguasa bebek itu tak mau memfasilitasi! “Kamu mau mati konyol?” ujar teman yang lain. Ya, betul itu! “Syahid sih syahid, tapi apa itu menyelesaikan masalah?”

Dan suatu saat saya sadar, bahwa kita memiliki porsi tugas sesuai kemampuan dan keadaan kita masing-masing. Para pemuda Gaza dengan keyakinan terdalam mereka mengangkat senjata seadanya (bahkan dengan sebongkah batu sekalipun) untuk mempertahankan kehormatan mereka: hidup merdeka atau mati sebagai syuhada. Doa kita akan selalu teriring untuk mereka, agar mereka diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi ujian ini. Doa kita juga akan selalu teriring kepada zionis laknat, AGAR ALLAH MENGHANCURKAN MEREKA BESERTA SEKUTUNYA HINGGA SEHANCUR-HANCURNYA, MENGHINAKAN MEREKA DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT.

“Kewajiban kita yang lain selain mendoakan mereka adalah memperjuangkan agar Islam kembali tegak dengan menyerukan kepada setiap kaum muslim termasuk penguasa mereka pentingnya bersatu dalam bingkai daulah Khilafah….. …total penduduk Islam di dunia ini 1,4 milyar dan semuanya terpisah dalam 57 negara. Seandainya kita bersatu, cukup mengirimkan seribu tentara dari masing-masing Negara, akan ada 57.000 tentara dan itu cukup untuk menghancurkan Israel la’natullah ‘alaih.”

Orasi dari seorang ustadz setahun lebih yang lalu ini akhirnya menjawab pertanyaan saya. Ya, jika hanya ini yang bisa kita lakukan (memperjuangkan kembali tegaknya Islam), mengapa kita tidak melakukannya? Mengapa tidak sungguh-sungguh? Hanya Khilafah, institusi pemersatu umat Islam yang mampu mengatasi masalah ini. Dengan Khilafahlah, kewajiban jihad fi sabilillah akan kita laksanakan untuk membebaskan saudara-saudara kita dari penderitaan. Bahasa yang bisa dipahami oleh Israel hanyalah bahasa perang. Buktinya berpuluh kali perjanjian damai selalu mereka langgar dengan seenaknya. Kecaman dan kutukan dari seluruh dunia pun tak mampu membuat mereka terkutuk. Resolusi PBB mandul, termasuk karena hak veto sekutu setia mereka Amerika the real terrorist.

***

Kita di sini sebenarnya berada dalam zona yang sangat nyaman. Betapa tidak? Kita disini dan saat ini tidak diwajibkan untuk berjuang secara fisik, bahkan kita diwajibkan berjuang tanpa kekerasan. Maka manfaatkanlah. Cobalah kita bertenggangrasa sedikit saja, kita rasakan penderitaan saudara-saudara kita di sana. Seandainya kita yang terkurung di antara tembok setinggi 10 meter, tanpa ada bahan makanan dan pasokan energi, tentara-tentara Israel senantiasa mengintai. Seorang bapak yang mencarikan roti untuk anaknya di pagi hari bisa saja pulang di sore hari dengan kepala berlubang oleh peluru dari senapan Israel. Seorang anak yang bermain-main dengan riangnya bisa saja tubuhnya tercerai berai akibat tank-tank Israel. Bayangkan jika bapak dan adik kita yang seperti itu, bisakah kita diam saja? Atau malah kita menghabiskan waktu kita untuk hal-hal yang tak berguna?

Maka jangan menyesali diri ketika di hari pembalasan nanti, seorang anak Palestin yang dulunya mati terbakar rudal-rudal Israel bersaksi dihadapan-Nya.. “Ya Allah, Engkau lihatlah.. sesungguhnya mereka, kaum muslimin telah melalaikanku..”

***

Wahai penguasa muslim yang kucintai sebagaimana aku mencintai saudara muslimku yang lain. Kalian pasti tahu Rasulullah bersabda bahwa nyawa seorang muslim itu LEBIH BERHARGA dibanding bumi dan seisinya. Kalian juga pasti tahu bahwa pertanggungjawaban di akhirat itu ada, dan kehidupan di akhirat adalah kehidupan abadi. Kalian pasti tahu, bahwa ganjaran dan pembalasan dari Allah itu Maha Adil dan Maha Dahsyat.

Tahukah Anda yang terhormat, bahwa Nabi yang kita cintai dan wajib kita ikuti perintahnya telah bersabda “barangsiapa yang melihat suatu kemungkaran, cegahlah dengan tangannya (kekuasaannya)..” Kalian memiliki kekuasaan, pasukan tentara bersenjata canggih, amunisi dahsyat, mengapa kalian tidak menggunakannya untuk menolong saudara-saudara kalian? Kalian memiliki kekuasaan untuk bersatu menegakkan Islam, menerapkan aturan Islam termasuk kewajiban berjihad, mengapa tidak kalian lakukan? Mengapa kalian cuma bisa mengutuk dan mengecam? Bahkan untuk sekedar mengutuk saja harus repot-repot pakai konferensi pers dulu? APA ALLAH YANG MENCIPTAKAN KALIAN TIDAK LEBIH KALIAN TAKUTI DARIPADA PENGUASA KAFIR BARAT DAN YAHUDI ITU, SEHINGGA KALIAN LEBIH TAKUT MEREKA MEMUTUSKAN KERJASAMANYA DENGAN KALIAN DARIPADA PEMBALASAN ALLAH YANG MAHA MENGERIKAN??

(Untuk saat ini hanya ini yang bisa kulakukan. Saksikanlah ya Allah, bahwa hamba telah menyampaikan..)

0 komentar:

Posting Komentar

.