Pages

Kamis, 31 Desember 2009

Catatan Kematian


Bagi penggemar komik Death Note mungkin bakal penasaran saat ngebaca judul artikel ini. Hehehe, emang tulisan ini temanya gak jauh-jauh amat dari situ. Tapi silakan protes kalo emang tulisan saya nggak nyambung sama sekali. Yang jelas saya emang terinspirasi dari cerita Death Note yang akhir-akhir ini banyak digandrungi loper komik eh, maksudnya comic lover.

Death Note menceritakan tentang seorang pemuda bernama Light Yagami. Sebagai seorang cowok, ia bisa dibilang sempurna. Yah, mirip-mirip ama saya, Light itu orangnya tampan, cool, baik hati, cerdas n jenius. Apa yang diinginkannya sebenarnya mudah aja untuk didapatkannya. Namun sebenarnya lagi, ia udah bosan dengan kacaunya kehidupan di dunia sekarang.

Sebagai seorang jenius dan pemikir sejati, ia menyadari bahwa dunia ini makin lama makin gak beres. Begitu banyak kejahatan dan penyimpangan yang udah terjadi. Keadilan dan kebenaran pun seakan-akan udah lenyap ditelan kebobrokan akal n moral manusia.

“Dunia ini sudah membusuk”, begitu pikir si cool Light. Di saat ia sibuk dengan pemikirannya itu, ia menemukan sebuah buku bersampul hitam dan bertuliskan Death Note. Light kemudian tahu kalo seseorang yang namanya ditulis di buku itu, maka orang itu bakalan koid alias mati. Buku yang sebenarnya punya dewa kematian itu pun ia gunakan untuk menyingkirkan orang-orang jahat di muka bumi demi mewujudkan kembali dunia baru yang penuh keadilan dan ketentraman.

Nah, kayaknya apa yang terjadi di dunianya si-Light mirip banget dengan keadaan dunia kita juga, tul gak? Ya, dunia ini memang sudah membusuk. Berbagai kerusakan n kebobrokan seakan-akan udah menjadi hal yang biasa terjadi. Hampir tiap hari berita kriminalitas menghias di koran, di tipi, di radio maupun di internet. Dan tak hanya kuantitas, tapi kualitas kriminal juga makin meningkat. Kalo dulu pembunuhan dengan cara mencekik, menikam, membacok sudah cukup mengerikan, sekarang malah sering terjadi ada pembunuh yang memutilasi bahkan mencincang tubuh korban.

Sama juga seperti di dunianya Light, keadilan di muka bumi ini seakan sudah hilang sama sekali. Lihatlah, bangsa buas macam Amerika n Israel tetap aja bebas membantai saudara-saudara kita. Di Iraq 85 ribu orang terbunuh oleh invasi biadab Amerika tanpa alasan yang jelas. Di Palestina, awal tahun 2009 saja sudah 1000 lebih termasuk anak kecil n wanita yang tewas, n yang baru-baru ini zionis laknat itu menyerang orang yang sedang beribadah di wilayah suci masjid al-Aqsa. Adakah para penguasa negeri lain yang bertindak untuk mengadili mereka? Bagaimana dengan lembaga internasional macam PBB, apakah mereka cuma bisa diam dan melongo?

Lalu, kalo indikator kebusukan dunia ini adalah kebobrokan moral, maka udah jelas kita lihat budaya hidup yang makin hari makin nggak beradab lagi. Prostitusi yang dilegalkan dengan alasan pemasukan kas daerah, pornografi yang semakin marak, perzinaan mulai dari hubungan suka sama suka sampai orang tua yang memerkosa anaknya pun udah biasa kita dengar. Anak-anak banyak yang durhaka kepada orangtuanya, sedangkan orangtua juga banyak yang menelantarkan anaknya.

Yang saya paparkan di atas tadi hanyalah beberapa masalah saja, yang itu sudah cukup sebenernya untuk membuat kita mikir, segitu busukkah kehidupan di dunia kita saat ini? Kalian pasti udah bosan mendengar masalah-masalah kayak gini, bahkan mungkin pernah liat langsung atau mengalami sendiri peristiwa di atas. Tapi yang terpenting, terpikirkah dalam benak kita untuk mengubah keadaan yang menyedihkan ini? Ya, ini masalah terjadi di dunia kita, tempat kita tinggal, bung! Egois banget kalo kita cuma diam, pasrah bahkan enjoy aja pada keadaan seperti ini.

Misalnya, di lingkungan kalian ada sekelompok preman bejat yang suka mabuk-mabukkan. Awalnya mungkin kalian nggak peduli dengan mereka, karena kalian pikir mereka nggak ganggu kalian selama ini. Tapi bagaimana jika suatu saat para preman itu memperkosa adik perempuan kalian yang lewat dihadapan mereka. Apa nggak ancur tuh perasaan? Seandainya dulu kalian bersama dengan warga kampung yang lain maksa preman-preman itu insaf, pasti nggak bakal kejadian peristiwa kayak gitu, kan?

Makanya jika kita mau mikir, pastinya kita bosan n menginginkan adanya perubahan. Ya, perubahan. Perubahan yang tentunya menjurus kepada kebaikan, sebaik-baiknya. Dan, perlu ada usaha untuk itu, sebab perubahan nggak akan datang dengan sendirinya.
Lalu apakah perlu sebuah Death Note yang digunakan Light Yagami untuk mengubah keadaan dunia yang menyedihkan ini? Pasti bakal praktis kan kalo ada barang kayak gitu, tinggal tulis aja nama pelaku kejahatan, beres kan? Hohoho, sori, biarpun saya punya tuh barang tetep aje saya nggak mau menggunakannya. Bukannya saya ini orangnya nggak tegaan, tapi bukankah kita udah punya Buku Kehidupan, yaitu Al-Qur’an Al-Karim? Buku yang didalamnya terkandung segala macam aturan-aturan kehidupan yang diturunin langsung oleh Allah SWT, yang jika kita terapkan pasti bakal bikin sejahtera dunia akhirat. Bukankah Yang Menciptakan paling tau aturan apa yang paling baik untuk yang diciptakan?

Tapi beginilah kenyataan sekarang, manusia udah nggak sadar diri kalo mereka itu sebenernya cuma produk hasil karya sang Khalik. Lihatlah para penguasa, dengan seenaknya mencampakkan aturan-aturan Islam dan malah menerapkan aturan sekuler buatan manusia sendiri. Kemudian juga banyak yang ngakunya muslim, tapi malah merasa terkekang dengan aturan yang sebenernya malah memuliakan dirinya. Contoh sederhana, kewajiban berjilbab yang dianggap cuma bikin gerah n ketinggalan jaman.

Sombong betul yak mereka? Padahal mereka masih memijakkan kakinya di bumi ciptaan Tuhannya. Ada sebuah analogi sederhana. Seorang tamu datang ke rumah kita bermaksud untuk numpang tinggal sementara. Tamu itu lalu kita arahkan, misalnya kalo mau tidur di kamar sebelah, kalo mau mandi di kamar mandi, kalo mau masak pakai kompor yang itu, dll. Tapi gimana kalo tamu itu bilang, ”Ah, ngapain elu ngatur-ngatur gue, pokoknya gue deh yang ngatur di sini. Elu tidur di dapur aja deh. Nah, kalo gue tidur di kamar elu aja, beres kan?” Gimana reaksi kita? Yah kalo saya sih pasti langsung aja saya usir tuh orang tanpa basa-basi.

Begitu juga kita yang numpang di bumi Allah ini, dengan segala nikmat n fasilitas yang ada, seharusnya kita bersyukur dan menaati aturan-Nya. Kalo masih nggak mau peduli sama aturan Allah, silakan keluar aja dari bumi Allah, cari bumi lain yang bukan punya Allah! Sanggup?

0 komentar:

Posting Komentar

.