Penggunaan statin untuk
pencegahan primer penyakit kardiovaskular pada orang dewasa yang sehat telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, komplikasi diabetes, dan
kelebihan berat badan / obesitas dalam penelitian kohort retrospektif baru yang
meneliti individu-individu dalam database selama rata-rata 6,5 tahun.
"Peningkatan risiko diabetes akibat statin
sudah diketahui secara umum, namun peningkatan risiko komplikasi diabetes belum
dijelaskan sebelumnya," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Ishak
Mansi, MD, dari departemen kedokteran, Veterans
Affairs (VA) North Texas Health
System, Dallas.
Mereka melaporkan temuan mereka dalam Journal of General Internal Medicine dan
menyatakan bahwa ini adalah salah satu data pertama yang menunjukkan hubungan
antara statin dan diabetes dalam kelompok orang yang relatif sehat.
"Risiko diabetes akibat penggunaan statin
telah diketahui, tapi sampai sekarang hal tersebut dianggap karena
fakta bahwa orang-orang yang diberi resep statin memiliki risiko medis yang
lebih besar untuk mengalami diabetes," kata Dr Mansi dalam sebuah
pernyataan VA.
Tetapi penelitian ini tidak dapat digunakan
untuk menentukan risiko/manfaat karena ketiadaan informasi yang berkaitan
dengan berbagai parameter kardiovaskular. Oleh karena itu mereka menekankan perlunya
penelitian lebih lanjut - termasuk studi terkontrol acak untuk waktu yang lama
dan studi prospektif skala besar - untuk mengembangkan penilaian risiko/manfaat
yang lebih lengkap dari penggunaan statin untuk pencegahan primer.
Alvin C
Powers, MD, direktur divisi diabetes, endokrinologi dan metabolisme, di Vanderbilt University School of Medicine,
Nashville, Tennessee, mengatakan: "Saya pikir rasio risiko / manfaat pada
orang dengan diabetes dan statin tetap sama seperti sebelumnya, dan rekomendasi
American Diabetes Association masih
relevan."
"[Penelitian itu] mengonfirmasi
peningkatan risiko untuk diabetes, dan dalam kasus ini, terdapat komplikasi diabetes
yang lebih banyak dalam kelompok pengguna statin, tetapi tidak jelas apakah itu
diakibatkan oleh statin atau hanya populasi pasien," ujarnya kepada Medscape Medical News.
Namun,
penulis penelitian terbaru lain, yang melaporkan bahwa risiko terbesar belum
terlihat untuk diabetes dengan penggunaan statin, Markku Laakso, MD, dari
University of Eastern Finland dan Kuopio University, telah memperingatkan apabila
mempertimbangkan statin digunakan dalam pencegahan primer.
"Statin tidak dimaksudkan
untuk menjadi pengobatan bagi semua orang. Terutama pada wanita, yang berada
pada risiko yang lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, mungkin kita
harus lebih berhati-hati ketika kita memulai pengobatan statin, kan?"
katanya pada bulan Maret, ketika hasil penelitiannya diterbitkan.
Hubungan Dosis dan Respon Ditemukan
Penggunaan statin telah lama
dikaitkan dengan peningkatan kejadian diabetes, tetapi dokter selalu menyatakan
bahwa manfaat penggunaan statin lebih besar daripada risiko ini, terutama pada
populasi pencegahan sekunder, mengingat efek yang kuat dari statin dalam
mengurangi risiko kardiovaskular.
Namun data tentang efek jangka
panjang dari hubungan ini pada populasi-pencegahan primer sangat terbatas, ucap
Dr Mansi dan rekannya. Dan hubungan antara penggunaan statin dan komplikasi
diabetes belum dipelajari secara memadai pada individu tersebut.
Mereka mengidentifikasi
penerima bantuan TRICARE yang dievaluasi antara 1 Oktober 2003 dan 1 Maret 2012
dan membagi para individu menjadi kelompok pengguna statin dan sekelompok non
pengguna; sekitar 75% dari resep statin adalah simvastatin.
Para peneliti mengeksklusi mereka
yang sudah memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, diabetes, atau penyakit
kronis yang mengakibatkan keterbatasan pada awal penelitian dan menggunakan 42
karakteristik dasar untuk menghasilkan skor kecenderungan untuk mencocokkan
pengguna statin dan non pengguna.
Dari total 25.970 orang dewasa
yang sehat, skor kecenderungan para peneliti mencocokkan 3351 pengguna statin
dan 3351 non pengguna.
Proporsi
keseluruhan pasien yang mengalami diabetes selama periode follow-up adalah
sekitar 14%, yang serupa dengan tren nasional baru-baru ini, ucap para peneliti.
Setelah penyesuaian untuk
faktor pembaur - termasuk fakta bahwa pengguna statin memiliki lebih banyak
kunjungan terhadap penyedia layanan kesehatan daripada non pengguna - mereka
yang mengambil statin masih memiliki risiko 85% lebih tinggi terkena diabetes onset
baru (rasio odds [OR], 1,85) dan risiko lebih dari dua kali lipat mengalami diabetes
dengan komplikasi (OR, 2,53), serta peningkatan kelebihan berat badan /
obesitas (OR, 1,12) dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan statin.
Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa terapi statin intensitas tinggi dikaitkan dengan risiko
tertinggi diabetes, komplikasi diabetes, dan kelebihan berat badan / obesitas
(OR adjusted 2,55, 3,68, dan 1,58, masing-masing), sehingga menunjukkan
hubungan dosis dengan respon.
Studi pertama yang Menampilkan Risiko
Komplikasi Diabetes
Penggunaan statin dikaitkan
dengan "risiko yang sangat tinggi untuk komplikasi diabetes," kata Dr
Mansi, menambahkan, "Ini tidak pernah ditampilkan sebelumnya."
"Temuan kami perlu
dikonfirmasi oleh penelitian lain, karena mereka mungkin memiliki implikasi
yang signifikan,"
"Hasil penelitian kami
menunjukkan bahwa ekstrapolasi informasi dari pasien yang dipilih secara
hati-hati pada studi terkontrol acak jangka pendek untuk beberapa dekade
penggunaan statin dalam pencegahan primer mungkin tidak sesuai.
"Selain
itu, efek statin pada komorbiditas keseluruhan, tidak hanya morbiditas
kardiovaskular, perlu menjadi bagian dari penilaian risiko / manfaat,"
mereka menambahkan.
Selain mengharapkan penelitian lebih
lanjut, Dr Mansi mengatakan ia berharap hasilnya akan membantu menginformasikan
kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan tentang risiko dan manfaat statin.
"Saya sendiri sangat
percaya bahwa obat ini sangat berharga bagi pasien bila ada indikasi yang jelas
dan tegas bagi mereka," katanya. "Tapi mengetahui risiko dapat
memotivasi pasien untuk berhenti merokok, daripada menelan tablet, atau untuk
menurunkan berat badan dan olahraga. Idealnya, lebih baik membuat
perubahan-perubahan gaya hidup dan menghindari menggunakan statin jika
mungkin."
Diterjemahkan dari Medscape Medical News
0 komentar:
Posting Komentar