AlhamduliLlah, kita kembali memasuki bulan Ramadhan yang
penuh kemuliaan ini. Mungkin sudah berkali-kali kita melewati ramadhan atau
bahkan mungkin sudah sekian puluh kali. Dan kita menyikapinya berbeda-beda. Ada
yang senang, namun ada juga yang merasa makin susah, sebab himpitan hidup yang
makin sempit. Tapi itu semua tergantung keimanan kita kepada Allah.
Di dalam al-Qur’an Allah sudah menyebutkan bahwa tujuan kita
berpuasa adalah agar kita menjadi bertaqwa. Supaya kita bahagia di dunia dan
akhirat. Puasa itu diwajibkan tidak hanya untuk kita, tapi juga kaum sebelum
kita dengan syari’at berbeda. Ada yang bilang, bulan Ramadhan ini adalah ajang
untuk latihan. Seandainya kita lulus dari latihan ini, harusnya kita menjadi
bertaqwa. Dan tidak ada lagi perilaku tercela seperti korupsi yang banyak
terjadi di negeri ini. Mengapa? Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman,
sesungguhnya semua ibadah itu untuk hamba-Ku. Kecuali puasa, ia adalah
untuk-Ku. Maksudnya apa, kalau kita beribadah seperti shalat dan zakat itu masih
bisa dilihat dan diketahui manusia. Apalagi ibadah haji, wah satu kampung juga
pasti tahu. Kalau puasa, siapa yang tahu kalau seseorang tengah menjalaninya?
Tidak ada yang tahu pasti seseorang berpuasa atau tidak, kecuali Allah SWT. Itulah
kenapa dikatakan ibadah puasa itu untuk Allah. Makanya kita disini juga
berlatih untuk ikhlas. Sederhananya pengertian ikhlas itu ialah beribadah,
beramal hanya untuk mengharap ridha Allah, pahala dari Allah. Harusnya
kesadaran puasa ini juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran
ketika kita tak mau makan minum di siang Ramadhan karena tahu Allah SWT
mengawasi. Anehnya selepas ramadhan masih banyak yang korupsi, bahkan kian
menjadi.
Puasa juga merupakan latihan untuk disiplin. Tidak ada yang
makan dan minum, begitu Allahu Akbar
Allahu Akbar (terdengar adzan maghrib), kita langsung segera berbuka. Puasa
juga latihan untuk bermasyarakat. Karena dalam sebuah hadits RasuluLlah
menjelaskan, begitu banyak orang berpuasa tetapi puasanya tidak ada hasilnya
kecuali hanya lapar dan haus. Karena apa? Karena dia selalu menyakiti orang
lain, dengan perkataannya, dengan perbuatannya dan dengan tingkah lakunya.
Kalau berpuasa dengan benar harusnya terhindar dari hal demikian.
Kemudian kita juga selalu dianjurkan di bulan Ramadhan untuk
selalu membaca al-Qur’an. Syahrur ramadhan syahrul Qur’an. Bulan Ramadhan
adalah bulan Qur’an. Semampunya kita baca siang dan malam, janganlah waktu kita
manfaatkan untuk hal yang sia-sia. Bulan ramadhan juga bulan shalat malam.
Bulan ramadhan juga mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak
berfoya-foya. Tapi kenyataannya, sebagian kita kalau bulan Ramadhan malah
berbuka puasa dengan hidangan yang bermacam-macam. Seolah-olah Ramadhan itu
bulan makanan. Padahal Ramadhan melatih sensitifitas kita terhadap orang-orang
yang tidak mampu. Agar kita merasakan seperti apa jadi orang yang hanya makan
dua kali sehari, apalagi yang hanya mampu sekali sehari. Tapi kita malah
sebaliknya. Nah ini yang salah kira-kira, mudah-mudahan kita bisa memperbaikinya.
Terakhir saya sampaikan sebuah hadits, dari Abdullah bin
Umar, RasuluLlah SAW pernah bersabda: Orang yang berpuasa, di saat dia berpuasa
jika dia berdoa maka doanya tidak akan ditolak. Maka perbanyaklah berdoa.
Kemudian nabi juga bersabda orang yang berpuasa satu hari karena ikhlas liLlahi
ta’ala, bukan karena malu dengan tetangga maka Allah akan membersihkan jiwanya
dan menjauhkan dirinya dari api neraka sejauh perjalanan selama 70 tahun.
Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Lalu dari hadits yang diriwayatkan Imam
Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi, RasuluLlah bersabda: orang yang membukakan orang
yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala puasa sama dengan orang yang
dibukakan tanpa mengurangi pahala orang yang dibukakan tersebut. Itulah
beberapa hadits yang disampaikan RasuluLlah kepada kita untuk mendorong kita menjalankan
ibadah puasa dan beramal di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan. Semoga apa
yang saya sampaikan bermanfaat terutama untuk diri pribadi dan kita semua.
WabiLlaahitawfiq wal hidayah, wassalamu’alaykum warahmatuLlaahi wabarakaatuh.
(dari selebaran pengumuman yang di tempel di masjid, tertera
penceramah habis shalat tarawih kedua di bulan Ramadhan ini adalah ustadz H.
Rusdi Rusli Lc. Jadi yang saya tulis di atas insya Allah mestinya adalah apa yang saya
dengar dan rekam dari apa yang beliau sampaikan di Masjid Al-Furqan Jalan Bumi
Mas Raya Banjarmasin. Salah satu masjid yang jumlah rakaat tarawihnya 8 dan
satu malam imamnya menghabiskan 1 juz Qur’an dalam bacaan shalatnya)
0 komentar:
Posting Komentar