Di India beberapa waktu lalu terjadi demonstrasi
besar-besaran menentang maraknya pemerkosaan. Angka pemerkosaan sangat tinggi,
bahkan saking kesalnya massa yang berunjuk rasa membawa poster yang
menggambarkan mengerikannya pemerkosaan yang terjadi di negeri Shakhruk Khan
itu, yang berbunyi “This is not Republic, This is Rape Public.”
Tahun lalu kita juga menyaksikkan bersama di media massa,
seorang anak kecil kelas 5 SD menderita sakit, diopname akibat pemerkosaan
hingga kemudian meninggal. Dalam benak kita mesti terngiang kata, “bejat!” Dan
setelah diselidiki, tahulah kita siapa pelakunya, yang tak lain adalah ayah
kandungnya sendiri!
Di sisi lain pergaulan bebas merajalela. Angka seks bebas,
hamil di luar nikah, penyakit menular seksual dan akibat lainnya meningkat. Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) 2009 pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari
penelitian di empat kota yakni Jakarta Pusat, Medan, Bandung, dan Surabaya
hasil yang didapat sebanyak 35,9 persen remaja punya teman yang sudah pernah
melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Bahkan, 6,9 persen responden telah
melakukan hubungan seksual pranikah. Survei terbaru Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan 63 persen remaja di beberapa kota besar
di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah.
Sebentar lagi akan tiba hari yang biasa disebut hari kasih
sayang, hari valentine. Budaya Barat ini asal-usulnya beragam versi, namun
sampai pada satu titik temu, ini bukan ajaran Islam. Peringatan hari ini juga sarat
kepentingan kapitalis dalam memasarkan produk mereka, mulai dari coklat,
pernak-pernik dan lainnya. Tanpa mengindahkan aturan Islam, yang melarang
perayaan budaya sarat akan tradisi kaum pagan ini, kapitalis berlomba memasang iklan, “beli
produk kami special valentine”, “valentine lebih asyik dengan produk kami” dan
semacamnya.