Kepalan tanganku terlampau kecil untuk menggampar kapitalisme hingga terkapar. Maka kawan, aku bersyukur kita masih bersama di sini, melakukan perlawanan.
DIAM tatkala kita tahu dan harusnya menyampaikan dan melakukan kebenaran merupakan keLEMAHan. Dan jika setiap kata yang kuucapkan akan mampu meLEMAHkan perLAWANan, maka aku lebih memilih DIAM.
Seorang saudara di dunia maya pernah menceritakan bunga tidurnya, di mana di sana ia masih mampu tersenyum sebelum mati dihukum pancung. Sementara aku pernah bermimpi Khilafah Islam telah berhasil ditegakkan, secara damai tanpa pertumpahan darah, pendeklarasiannya disiarkan secara live di televisi, dan aku tak kuasa menahan tangis haru kala itu.
Selanjutnya aku ingin bermimpi, di mana aku berpamitan untuk terakhir kalinya dengan orang-orang yang kusayang. Sebelum beranjak pergi kutatap satu per satu mereka, lalu aku pun tersenyum bahagia yang mungkin takkan pernah lagi mereka lihat setelahnya. Aku segera bergegas, menuju medan jihad.
seorang hamba yang faqir lagi hina
Pages
Menikmati Upaya Revolusi Sebagaimana Menyeruput Secangkir Kopi
Jumat, 27 April 2012
Sedikit tentang Perlawanan dan Harapan
Diposting oleh
Adit Ahmad
di
4/27/2012 09:19:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
.
Jumlah yang Nyangkut
Corong Revolusi
Ekspresikanlah
Para Guru
Kutipan dari Langit
Hitungan Mundur
Detak-detik
Kicau
Diberdayakan oleh Blogger.
Follower
Mengenai Saya
- Adit Ahmad
- Hanya manusia biasa dengan misi pembebasan. Ingin mencoba berkontribusi untuk revolusi yang insya Allah pasti terjadi nanti. Masih dalam tahap belajar tentu, mencoba terus berkarya dalam segala keterbatasan.
0 komentar:
Posting Komentar