"..mimbar bebas adalah pentas seni yang paling radikal..!"
Mungkin sekitar lima setengah tahun yang lalu, saya terpana dengan kalimat itu, yang dilontarkan seorang aktivis mahasiswa, di sebuah lapangan rumput kampus. Lantang membakar semangat kami yang berhadir di sana.
Tapi tentu saja kami bukan sedang menghadiri sebuah teatrikal. Mereka yang waktu itu beberapa tahun lebih senior, silih berganti menyampaikan orasi. Menyuarakan kebenaran. Berupaya menyadarkan sesiapa yg mendengarnya bahwa sedang terjadi ketidakberesan. Mereka juga menghadirkan solusi, utk manusia yg memegang kendali kebijakan masyarakat luas di seberang pulau sana.
Bagi sebagian orang, mereka takkan memahami untuk apa berteriak-teriak begitu, berkoar-koar bikin berisik. Tapi sama halnya dengan kami yg tidak memahami, mengapa kebanyakan mahasiswa apatis dengan kondisi sosialnya, hanya berkutat dengan buku2 teks yg tebal dan diktat, orientasi studi setengah mati demi ambisi pribadi dan sebagian lain mabuk cinta dalam pacaran, berlomba2 dalam narsis, mencari2 eksistensi dalam berbagai bentuknya. Padahal mereka kuliah disubsidi bahkan mendapat beasiswa dari uang rakyat, ingat APBN negeri ini pemasukan terbesarnya berasal dari pajak (meski ini suatu hal yang konyol mengingat berlimpahnya SDA bumi pertiwi).
Maka, bangkitlah mahasiswa! Jalanan merindukanmu, mimbar bebas menantimu untuk berpentas kembali. Negeri yang kacau balau ini menunggu untuk diselamatkan, dan kalianlah pahlawannya. Peran mahasiswa disamping berkarya semampunya juga bersuara, kitalah penyambung lidah rakyat!
Ingatlah bahwa diamnya kita akan kesalahan yang nyata akan berdampak setidaknya 2 hal: pelaku kesalahan tidak menyadari bahwa yang ia lakukan salah sehingga ia akan tetap melakukan kesalahan; pelaku kesalahan yang sudah tahu ia salah akan semakin sewenang-wenang melakukan kesalahan untuk kepentingannya, karena yang ditindasnya diam saja seakan merelakannya!
Dan kesalahan paling fatal rezim saat ini adalah memberlakukan sistem kehidupan yang mendurhakai aturan Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Kedurhakaan ini, harus diluruskan!
0 komentar:
Posting Komentar