Ketika dalil-dalil agama menjadi legitimasi untuk membenarkan
kelemahan pemeluknya, sehingga mereka merasa senang untuk tetap diam
meski kezaliman melanda mereka, maka tak ada yang salah dengan
pernyataan 'agama adalah candu'.Ya, candu. Terasa menyenangkan dan menentramkan padahal sesungguhnya merusak.
Apakah Islam seperti itu? Sepertinya akan menjadi iya, jika kita
menerapkannya hanya secara parsial. Seperti, ketika harga BBM dinaikkan
pemerintah muncul alasan, "rezeki dari Allah", "ini sudah takdir",
"sabar disayang tuhan".
Atau malah mengokohkan kezaliman
penguasa, mencari pembenaran atas diamnya diri, dan mencela mereka yang
bergerak (menyadarkan bahwa ada hal yang salah & melakukan
perubahan). Munculah pembenaran dengan ayat2 suci hingga hadist nabi:
"taatilah ulil amri", "dilarang suudzon terhadap penguasa", "haram
memberontak", dsb.
Sayang sekali, saya berharap mereka yang
menyuarakan itu tidak bermaksud mengebiri ajaran Islam tentang kewajiban
mengingatkan penguasa ketika mereka salah. Saya juga berharap mereka
tidak sedang melegitimasi kemalasan mereka untuk bergerak mencegah
kemungkaran. Dan saya tentu sangat berharap, mereka tidak sedang
berusaha (seperti yg sy tulis sebelumnya) untuk mengokohkan penguasa
serta sistem yg zalim ini.
Sy memang masih belajar, berusaha
dengan keras di tengah compang-campingnya amal2 sy, untuk memahami
Islam. Tapi sungguh dalam lubuk hati yang terdalam sy tidak rela jika
Islam yg mulia ini, yg seharusnya menjadi sumber kekuatan kita, malah
direduksi ajarannya hingga menjadi seperti candu. Bukankah candu itu
adalah bentuk pelarian dari kelemahan & ketidakpercayaan diri, yg
membuat pemakainya merasa lebih tenang?
“Pemimpin para syuhada di sisi Allah, kelak di hari Kiamat adalah Hamzah
bin ‘Abdul Muthalib, dan seorang laki-laki yang berdiri di depan
penguasa dzalim atau fasiq, kemudian ia memerintah dan melarangnya, lalu
penguasa itu membunuhnya”. [HR. Imam Al Hakim dan Thabaraniy]
Pages
Menikmati Upaya Revolusi Sebagaimana Menyeruput Secangkir Kopi
Sabtu, 22 November 2014
Agama Adalah Candu
Diposting oleh
Adit Ahmad
di
11/22/2014 03:08:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
.
Jumlah yang Nyangkut
Corong Revolusi
Ekspresikanlah
Para Guru
Kutipan dari Langit
Hitungan Mundur
Detak-detik
Kicau
Diberdayakan oleh Blogger.
Follower
Mengenai Saya
- Adit Ahmad
- Hanya manusia biasa dengan misi pembebasan. Ingin mencoba berkontribusi untuk revolusi yang insya Allah pasti terjadi nanti. Masih dalam tahap belajar tentu, mencoba terus berkarya dalam segala keterbatasan.
0 komentar:
Posting Komentar