Pages

Sabtu, 16 Oktober 2010

Revolt

Mereka bilang jiwa pemberontakanku terlalu besar
Dan kurasa pun demikian..
Lantas, apa yang salah dengan itu?
Apakah karena pemberontakan selalu identik dengan hal yang salah?
Lalu bagaimana dengan pemberontakan terhadap kesalahan?
Kesalahan yang menetaskan keterpurukan, yang mengakibatkan semuanya tak berjalan sebagaimana mestinya.
Tak seperti yang dikehendaki-Nya kepada kita sebagai ciptaan-Nya, hamba-Nya yang seharusnya patuh

Dalam keterbatasan manusia kebenaran adalah relatif
Kebenaran mutlak adalah dari pertimbangan-Nya
Maka kepada keputusan-Nya lah kita memutuskan kebenaran

Mereka bilang mengembalikan keadaan itu ialah utopia
Mereka pikir inilah yang terbaik adanya
Ku pikir dan rasa, jelas tidak
Dalam sejarahnya perubahan memang sering tak mengenakkan
Karena bertentangan dengan kebiasaan
Maka wajarlah revolusi diidentikkan dengan pemberontakan
Namun apa gunanya mempermasalahkan istilah, dan anggapan manusia?
Tetap maju dan pahamkan mereka, bahwa perubahan itu perlu

Jika mereka tetap bersikeras menyamakan perubahan ke arah lebih baik sebagai pemberontakan..
Maka kitalah pemberontak itu!

We’ll be the one of few people..
Who against the world.
Maybe we will fall before win,
But we must fall within our only deen..
Our only ideology!

Jika kau melihat suatu ketidakberesan, berontaklah dengan kuasamu.
Jika tak mampu, berontaklah melalui lisanmu.
Dan bila tak mampu juga, berontaklah di dalam hatimu.
Tapi itulah selemah-lemah iman pemberontakkan!

Keep revolt.. and then, rise...!!!

(Pemberontak yang merindukan kedamaian, sungguh aku hanya makhluk lemah dengan segala keterbatasan, hina dengan segala kemaksiatan yang pernah kulakukan. Namun, semoga dengan upaya ini sedikit banyak membantuku menjadi muslim yang kaaffah. Dan kuyakin ketika aturan-Nya diterapkan, predikat muslim kaaffah akan mudah untuk kucoba capai)

.